Reporter: Agustinus Respati | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BANJARMASIN. Bank Indonesia (BI) berkomitmen untuk mendukung percepatan ekonomi syariah. Bank sentral menegaskan ekonomi dan keuangan syariah bukan sebuah konsep yang eksklusif.
"Ekonomi syariah diharapkan tidak menjadi eksklusif milik kaum muslim saja. Namun, dapat juga dinikmati seluruh lapisan masyarakat demi mendorong roda perekonomian," kata Deputi Gubenur Bank Indonesia Rosmaya Hadi, Kamis (12/9).
Adapun, prinsip dasar ekonomi syariah yang dijadikan panduan bagi aktivitas ekonomi syariah ada lima hal. Pertama, mencegah penumpukan harta dengan melakukan distribusi secara produktif.
Baca Juga: Survei BI: Penjualan eceran tiga bulan mendatang diproyeksikan meningkat
Kedua, mengoptimalkan imbal hasil dan berbagi risiko secara adil. Lalu, mendukung transaksi yang memiliki underlying sektor riil tanpa unsur yang meragukan.
Kemudian, pentingnya partisipasi sosial untuk kepentingan publik. Terakhir, perlunya menjalankan transaksi muamalah yang transparan dan sepadan.
Dalam contohnya di pesantren, konsep digital dapat dilakukan dalam transaksi jual beli di koperasi atau toko. Penggunaan QRIS (Quick Response Indonesia Standard) di pesantren mulai digalakkan di Kalimantan Selatan merupakan salah satu bukti bahwa Kalimantan Selatan telah siap menyongsong digital ekonomi.
Gagasan ini disampaikan oleh Deputi Gubenur Bank Indonesia Rosmaya Hadi dalam acara kuliah umum di Pondok Pesantren Darul Hijrah, Martapura Kabupaten Banjar, pada Kamis (12/9). Acara ini merupakan rangkaian Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia yang dilakukan di Banjarmasin 12-14 September 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News