Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akhirnya angkat bicara soal krisis Mesir. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Muliaman D Hadad mengatakan saat ini BI sedang melihat lebih detail siapa saja yang punya exposure Mesir dan Timur Tengah.
Menurut Muliaman, pengkajian Mesir merupakan suatu SOP biasa, seperti pengkajian terhadap dampak krisis di Yunani dan Irlandia. Sejauh ini, menurut data yang tersedia exposure perbankan di Mesir tidak terlalu besar. "Tapi masih perlu diupdate lagi," ungkap Muliaman D. Hadad.
Muliaman menambahkan, secara khusus intinya krisis di wilayah Timur Tengah itu hanya menambah vulnerabilities saja. Wajar BI maupun industri keuangan melakukan update terhadap risiko yang mungkin terjadi sebagai imbas krisis.
Pasalnya, sejak kerusuhan di Mesir minggu lalu, Pemerintah Mesir masih menutup bursa saham dan perbankan demi mencegah terjadinya risiko yang lebih besar. Mengutip data Bloomberg, Gubernur Bank Sentral Mesir, Farouk El-Okdah menyatakan cadangan devisa Mesir sebesar US$ 36 miliar cukup untuk membayar dana deposan yang keluar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News