kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

BI ingin bank transparan soal bunga kredit, ini respons bankir


Jumat, 12 Februari 2021 / 15:42 WIB
BI ingin bank transparan soal bunga kredit, ini respons bankir
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu kantor cabang bank swasta di Jakarta, Senin (5/10/2020). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berkali-kali menegaskan pihaknya akan turun tangan langsung untuk mendorong penurunan suku bunga kredit. Menurut bank sentral, perbankan yang selama ini enggan menurunkan bunga kredit akan diminta untuk mempublikasikan tingkat bunga dasar kredit ke publik alias transparansi bunga.

Nah, Gubenur BI Perry Warjiyo berpendapat dengan transparansi itu diharapkan suku bunga kredit perbankan bisa turun. Setidaknya bisa mempercepat transmisi penurunan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate (BI-7DRR).

Sehingga selanjutnya bisa memacu pertumbuhan kredit dan mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi.

Baca Juga: Milenial ingin punya rumah? Simak tips dari bos DMS Propertindo (KOTA) berikut

Perry juga mengatakan rencana transparansi itu juga sudah diusulkan dan dibahas oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Adapun, untuk transparansi, ada tiga tahap yang dilakukan bank sentral.

Tahap pertama adalah publikasi asesmen suku bunga kredit berdasarkan suku bunga dasar kredit (SBDK) dan spread SBDK. Tahap kedua adalah menerbitkan Peraturan BI (PBI) untuk menggantikan Peraturan OJK terkait SBDK sebagai dasar publikasi. Sementara tahap terakhir adalah menguatkan efektivitas transmisi suku bunga dengan menerapkan benchmark rate.

Asal tahu saja, sepanjang tahun lalu, BI memang telah menurunkan bunga acuan BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) sebanyak 125 basis poin (bps). Hasil dari kebijakan itu, suku bunga konsumsi masih baru turun 65 bps, sementara suku bunga modal kerja turun 88 bps dan suku bunga kredit investasi turun 102 bps.

Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id mengaku menyambut baik rencana bank sentral. Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim bilang kebijakan BI yang makin serius mendorong transparansi suku bunga kredit perbankan tentu sudah melalui kajian panjang.

Baca Juga: Pajak PPnBM dibebaskan, berapa penurunan harga mobil baru?

Langkah itu menurutnya dilakukan untuk meningkatkan efektivitas suku bunga kebijakan terhadap suku bunga kredit bank, market conduct dan perlindungan konsumen.

Adapun, BCA mengaku pihaknya sudah melakukan hal itu, salah satunya lewat penyesuaian suku bunga kredit kepada nasabah sejalan dengan pergerakan suku bunga acuan BI.

"BCA sebagai bagian dari perbankan Nasional pada prinsipnya mendukung kebijakan Pemerintah, regulator, dan otoritas perbankan, salah satunya kebijakan Bank Indonesia," terang Vera kepada Kontan.co.id, Rabu (10/2).

Sebagai gambaran informasi, berdasarkan tingkat SBDK Bank BCA, segmen dengan bunga terendah merupakan korporasi dengan SBDK 8% per Januari 2021. Posisi tersebut menurun dari SBDK Januari 2020 yang sempat ada di level 9,75% atau turun 175 bps. Sedangkan SBDK ritel ada di posisi 8,5% turun 140 bps.

Beberapa bank kecil juga sepakat dengan langkah BI. Pun, tidak mempermasalahkan upaya BI untuk mempercepat penurunan bunga kredit.

Akan tetapi, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina) Daniel Budirahayu berharap aturan transparansi bunga kredit perlu dirinci secara detail agar tidak berbenturan dengan ketentuan publikasi SBDK yang telah berjalan sesuai aturan OJK.

Baca Juga: Pefindo naikkan peringkat Bank Syariah Indonesia (BRIS) menjadi idAAA outlook stabil

"Kami masih menunggu petunjuk pelaksanaan (juklak) apakah SBDK akan digantikan dengan PBI tersebut atau tidak," kata Daniel.

Di samping itu, pihaknya juga menilai bahwa permasalahan pertumbuhan kredit yang lambat bukan hanya dipicu oleh tingkat bunga kredit yang tinggi. Namun, lebih banyak disebabkan makro ekonomi yang melemah di masa pandemi.

Setali tiga uang, Sekretaris Perusahaan PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) Syahdan Sireger bilang sebenarnya secara aturan perbankan termasuk Bank Sumut sudah transparan mengumumkan suku bunga dasar kredit lewat.

Antara lain lewat publikasi media masa, laman resmi, hingga papan pengumuman di seluruh unit dan kantor cabang Bank Sumur.

Namun, apabila nantinya ketentuan itu diubah tentunya perseroan bakal mengikuti seluruh ketentuan regulator. Termasuk mengikuti transmisi penurunan suku bunga acuan BI.

Baca Juga: OJK: Putusan MK terkait fidusia mempengaruhi kesehatan industri multifinance

"BI telah menyampaikan penerbitan PBI tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektifitas suku bunga, mendorong market conduct dan consumer protection dengan harapan dapat meningkatkan gairah sektor usaha untuk dapat mengakses modal perbankan sehingga menggerakkan perekonomian," terangnya.

Sementara itu, Direktur Riset CORE Piter Abdullah memandang, PBI transparansi suku bunga tidak akan efektif menurunkan suku bunga kredit. Apalagi untuk mendorong pertumbuhan kredit di tengah pandemi.

Menurut Piter, di tengah pandemi ini seharusnya regulator fokus menjaga kesehatan perbankan serta menjaga kualitas kredit. Bukan memacu pertumbuhan kredit yang bisa berdampak meningkatnya NPL di masa mendatang.

Selanjutnya: Mandiri Debit Magnetic Stripe akan diblokir, segera ganti Kartu ATM Anda!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×