kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

BI: Ingin go international, bank harus siap dengan dana tinggi bukan insentif


Jumat, 12 Agustus 2011 / 16:23 WIB
BI: Ingin go international, bank harus siap dengan dana tinggi bukan insentif
ILUSTRASI. Promo HokBen hari ini 31 Oktober 2020 menawarkan promo paket makan mulai dari harga Rp 40.000 nett. Gerai HokBen Kartika Chandra Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/17/05/2018.


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai perlakuan resiprokal perbankan tidak bisa disamaratakan. Pasalnya, tidak semua negara memiliki prinsip atau aturan yang sama dengan Indonesia.

"Kalau bank kita yang beroperasi di luar negeri mengharapkan perlakukan yang sama dengan dalam negeri tentu tidak bisa. Di luar negeri berhadapan dengan ketentuan di negara tersebut," ujar Kepala Biro Humas BI Difi A Johansyah, Jumat (12/8).

Menurutnya, BI sudah lama memperjuangkan akses bank-bank lokal ke luar negeri seperti di Malaysia, Singapura dan China. Permasalahannya, apakah bank lokal mau mengikuti atau tidak ketentuan di sana. Kalau ternyata, misalkan, di Malaysia persyaratan modalnya lebih tinggi daripada di dalam negeri, seharusnya bank yang ingin go international sudah siap.

Sementara itu, menanggapi adanya bank besar yang meminta insentif sebagai bank internasional menurutnya tidak perlu. "Itu sangat memalukan. Mereka sudah besar dan mempunyai daya saing sendiri. Kalau mau ke skala dunia, apa harus pakai insentif dulu? ," kata Difi.

Ia menambahkan, resiprokal juga perlu melihat alasannya. Selama ini bank-bank asing masuk ke Indonesia lantaran memang negara asal mereka memiliki banyak penanaman modal asing di Indonesia.

"Nah, sekarang kalau bank kita ke luar negeri itu motifnya apa dulu? Bank-bank kita mampu tidak untuk mengelola bisnis trade financing, wealth management yang merupakan keunggulan bisnis bank internasional dan investment house. Kalau sudah bisa bersaing, bank kita tidak perlu meminta insentif," papar Difi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×