kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BI klaim kondisi pasar sudah kondusif


Jumat, 14 Juni 2013 / 15:10 WIB
BI klaim kondisi pasar sudah kondusif
ILUSTRASI. Presiden Jokowi mengapresiasi semua pihak atas pencapaian angka vaksinasi Covid-19 yakni 281.299.690 dosis


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengklaim bahwa kondisi moneter dan pasar finansial saat ini telah kondusif. BI menilai, kondisi pasar kondusif setelah BI memutuskan untuk menaikkan BI rate sebesar 25 basis poin dari 5,75% menjadi 6%.

"Kebijakan yang sudah kita keluarkan kemarin yaitu bagaimana merespons tantangan termasuk ekspektasi inflasi. Hari ini, pasar sangat kondusif," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat (14/6).

Ia menyebut bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar sudah normal. Ini karena suplai dan permintaansudah berjalan lancar. Eksportir dan bank-bank juga sudah menjual valuta asing (valas) mereka. Buktinya, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) per hari ini sudah berada di titik Rp 9.886. Ini sedikit menurun sedikit dibanding kemarin (12/6) yang sekitar Rp 9.887. 

Menurut Perry, kondisi pasar Surat Berharga Negara (SBN) juga sudah sangat kondusif dan terdapat kecenderungan menguat. Bahkan, BI sudah berencana melelang SBN sebesar Rp 2 triliun, namun yang masuk yakni Rp 1,2 triliun.

Ia menyebut, ini menunjukkan minat investor asing untuk menjual SBN sudah turun. "Sudah kelihatan bahwa minat menjual ini dalam jumlah kecil. Sehingga kita menjual SBN dari pasar sekunder secara bilateral saja," ucapnya.

Namun, Perry menyadari, masih terdapat tekanan pada pasar saham. Cuma, ia menilai, tekanan saham di Indonesia masih lebih rendah dbanding negara-negara kawasan. "Kemarin walaupun ada penurunan -1,9%, masih jauh lebih rendah dibandingkan Filipina, Jepang, maupun negara kawasan lain," katanya.

Menurutnya, ini menunjukkan keberhasilan dari langkah koordinasi yang pihaknya lakukan dengan pemerintah, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Koordinasi ini penting untuk menjaga stabilitas makro dan sistem keuangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×