kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.577.000   13.000   0,83%
  • USD/IDR 16.375   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.108   27,96   0,39%
  • KOMPAS100 1.052   -1,07   -0,10%
  • LQ45 828   0,75   0,09%
  • ISSI 212   -0,75   -0,35%
  • IDX30 426   0,83   0,19%
  • IDXHIDIV20 509   1,31   0,26%
  • IDX80 120   -0,25   -0,21%
  • IDXV30 124   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   0,01   0,01%

BI Masih Mempersulit Perizinan Pembukaan Cabang Baru Perbankan Syariah


Rabu, 14 Januari 2009 / 08:54 WIB
BI Masih Mempersulit Perizinan Pembukaan Cabang Baru Perbankan Syariah


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ambisi Bank Indonesia (BI) untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis perbankan syariah hingga 25% di 2009 sepertinya masih belum maksimal. Buktinya, sejumlah bank syariah mengeluhkan sulitnya mendapat izin untuk membuka cabang baru.

"Kami masih menunggu turunnya izin untuk 29 kantor layanan baru yang telah siap sejak 2008," ungkap A. Riawan Amin, Presiden Direktur Bank Muamalat. Alhasil, dari 37 cabang baru yang disiapkan sepanjang 2008, baru delapan yang mengantongi izin dari BI. Ketiga cabang ini beroperasi di Medan, Surabaya, dan Kuala Lumpur.

Riawan mengaku tidak tahu alasan BI tak kunjung memberikan izin. Padahal Bank Muamalat telah melakukan investasi untuk menambah kantor cabang hingga 30% di 2008. Hal ini juga disertai dengan pertumbuhan aset 20%, atau meningkat dari Rp 10,57 triliun pada 2007 menjadi Rp 12,67 triliun pada 2008. "Kami sudah coba cari tahu, tapi BI tidak menjawab," keluhnya.

Padahal, Muamalat juga telah mempersiapkan 70 cabang lagi guna melengkapi target menjadi 325 kantor di akhir 2009.

Mualamat memang giat menggeber ekspansi lantaran yakin kinerja keuangannya sehat. Kendati rasio pembiayaan terhadap simpanan atau financing to deposit ratio (FDR) mencapai 104%, nilai pembiayaan yang macet hanya 3,8% terhadap total pembiayaan. "Nyatanya, dari data kami, sebagian besar nasabah pembiayaan Muamalat ada dalam kategori kurang sensitif terhadap imbas krisis," ujar M. Hidayat, Direktur Keuangan Bank Muamalat. Oleh karena itu, Muamalat heran mengapa izin dari BI belum juga keluar.

Kondisi serupa dialami Bank Mega Syariah. "Tahun ini kami berencana buka 170 cabang lagi," ujar Ani Murdiati, Direktur Bisnis Bank Mega Syariah. Namun, Bank Mega Syariah baru sampai pada tahap persiapan fisik karena masih menunggu perizinan dari BI.

Demi melancarkan ekspansinya, tahun lalu Bank Mega Syariah pun telah meningkatkan total asetnya, dari Rp 2,5 trilyun di 2007 menjadi Rp 3,1 trilyun di akhir 2008.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×