kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.577.000   13.000   0,83%
  • USD/IDR 16.375   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.108   27,96   0,39%
  • KOMPAS100 1.052   -1,07   -0,10%
  • LQ45 828   0,75   0,09%
  • ISSI 212   -0,75   -0,35%
  • IDX30 426   0,83   0,19%
  • IDXHIDIV20 509   1,31   0,26%
  • IDX80 120   -0,25   -0,21%
  • IDXV30 124   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   0,01   0,01%

Ketika Suku Bunga Tak Lagi Menarik, Bank Syariah pun Dilirik


Selasa, 13 Januari 2009 / 09:01 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang terpangkas 50 basis poin, mau tak mau melahirkan tren penurunan suku bunga deposito. Kondisi tersebut dianggap sebagai peluang emas oleh perbankan syariah. Ketika bunga makin tidak menarik dan ketidakpastian suku bunga akibat gejolak krisis mulai membingungkan masyarakat, sistem bagi hasil yang ditawarkan perbankan syariah bisa menjadi pilihan yang tepat.

"Kami melihat tren penurunan suku bunga sebagai salah satu peluang bagi perbankan syariah," kata Andi Buchari, Direktur Bank Muamalat (12/1). Kondisi tersebut telah terlihat trennya sejak awal terjadinya krisis keuangan global. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank Muamalat Indonesia (BMI). DPK BMI mengalami pertumbuhan cukup pesat di tahun 2008. Tercatat DPK yang berhasil dijaring bank Muamalat di 2008 mencapai Rp 10,7 triliun. Angka tersebut mengalami peningkatan sekitar 16% dibandingkan 2007 yang membukukan angka Rp 8,69 triliun.

Hal senada juga diakui Ani Murdiati, Direktur Bisnis Bank Mega Syariah. "Sistem bagi hasil akan kembali dilirik saat bunga tidak lagi menjanjikan," cetusnya. Hingga Desember 2008, total DPK yang berhasil dihimpun Mega Syariah mencapai Rp 2,646 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari deposito yang mencapai 90%. Untuk itu, Mega Syariah pun berencana menambah 170 cabang lagi di 2009.

Sejalan dengan rencana yang dilakukan Mega Syariah, Bank Muamalat pun berencana meningkatkan penetrasi pasar. "Sepanjang 2008, Muamalat telah menyiapkan 37 kantor layanan baru di Indonesia dan Malaysia," imbuh Andi. Rencananya, ke 37 outlet tersebut akan mulai beroperasi di 2009.

Untuk memanfaatkan momen tren penurunan suku bunga ini, Bank Muamalat juga mulai membuka cabang-cabang di lokasi yang tidak hanya terpaku pada pertimbangan lingkungan Islami namun telah mulai merambah ke lokasi-lokasi perputaran bisnis terdepan di kota-kota besar. Sebagai contoh, "Di Jakarta kami mulai buka outlet di Roxy, Mangga Dua, daerah Pulo Gadung," kata M. Hidayat direktur keuangan Bank Muamalat.

Tidak hanya itu, tahun 2009, Bank Muamalat menargetkan pertumbuhan aset dan pertumbuhan DPK bisa mencapai 20%. "Andalan pemicunya adalah dana pihak ketiga. Tujuan utamanya memang memperbesar laba, bukan sekedar memperbesar aset," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×