Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 5,75%. BI menilai tingkat suku bunga acuan ini masih konsisten dengan sasaran inflasi tahun 2013 sebesar 4,5% plus minus 1%.
Di sisi lain, BI juga akan melakukan penguatan bauran kebijakan moneter dan makro prudensial serta koordinasi dengan pemerintah untuk mencapai sasaran inflasi.
Kepala Grup Hubungan masyarakat BI Difi A.Johansyah menuturkan meski inflasi tahunan pada Februari 2013 mencapai 5,31%, namun inflasi inti tetap terkendali di level 4,29% (year on year) sejalan dengan terkendalinya harga komoditas global non makanan dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Tekanan inflasi Februari ini terutama berasal dari tingginya inflasi harga pangan (volatile food) karena gangguan cuaca dan keterbatasan pasokan komoditas hortikultura. Namun, "Tekanan inflasi diperkirakan akan mereda seiring dengan siklus panen, sehingga secara keseluruhan tahun 2013 inflasi akan tetap terkendali pada kisaran sasarannya," ujar Difi seperti dikutip dalam siaran persnya Kamis (7/3).
Ke depan, Difi bilang Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah melalui forum TPI (Tim Pengendalian Inflasi) dan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) untuk mengamankan pasokan dan distribusi barang.
Instrumen FasBI
Ekonom Standard Chartered Bank eric Alexander Sugandi menuturkan inflasi yang tinggi di Januari - Februari lebih bersifat musiman karena gangguan distribusi. Sehingga BI rate memang tak perlu naik. Namun, "Pada semester II ada potensi inflasi kembali naik karena ada Ramadan, kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) secara bertahap, dan belanja partai menjelang pemilu," ujarnya Kamis (7/3).
Nah, untuk mengendalikan inflasi ini, Eric memperkirakan BI akan menggunakan instrumen Fasbi yang saat ini di level 4%. Dalam hitungannya, BI akan menaikkan suku bunga Fasbi 50 basis poin (bps) mulai semester II nanti. Eric bilang, BI akan menaikkan Fasbi masing-masing 25 bps pada kuartal III dan IV tahun ini. Dengan begitu, di akhir tahun 2013 Fasbi masih berpeluang naik menjadi 4,5%.
Ekonom BII Juniman menuturkan BI akan tetap menggunakan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk menjaga inflasi agar sesuai dengan koridor yang ditetapkan. Hanya saja, Juniman bilang menilai BI belum akan menaikkan suku bunga Fasbi dalam waktu dekat.
Alasannya, tingginya inflasi dalam dua bulan pertama tahun ini disebabkan karena inflasi dari harga bergejolak, sedangkan inflasi intinya justru sedikit turun dari Januari yang sebesar 4,32% menjadi 4,29% di Februari 2013. "BI baru perlu menaikkan Fasbi jika inflasi inti di atas 5% (secara tahunan)," kata Juniman.
Nah, untuk mengendalikan inflasi yang disebabkan karena harga bergejolak, Juniman bilang BI sebaiknya meningkatkan koordinasi dengan pemerintah untuk mengendalikan pasokan barang terutama di daerah. BI bersama pemerintah juga perlu memperbaiki pasokan komoditas hortikultura yang dalam dua bulan terakhir mengalami kenaikan cukup tinggi. Jika perlu, kata Juniman pemerintah sebaiknya melakukan operasi pasar untuk memastikan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News