kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Rate Naik, BTPN Syariah Tetap Pertahankan Suku Bunga Kredit


Jumat, 21 Oktober 2022 / 11:28 WIB
BI Rate Naik, BTPN Syariah Tetap Pertahankan Suku Bunga Kredit
BI Rate Naik, BTPN Syariah Tetap Pertahankan Suku Bunga Kredit


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Bank BTPN Syariah (BTPS) berkomitmen tetap mempertahankan suku bunga pinjamannya di tengah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan bahwa hal ini karena pasar ultra mikro yang disasar BTPN Syariah hanya membutuhkan penentuan suku bunga yang sederhana.

"Kalau misal BI rate naik yang kita terapkan ke nasabah tetap sama, ke pembiayaan baru juga. Karena nasabah di ultra mikro simplicity. Kalau dibuat naik turun mereka pusing, besok akan bayar berapa lagi karena mereka itung-itungannya simple. Misal punya pembiayaan Rp 2 juta untuk jualan bakso, lalu diminta bayar Rp 100.000 setiap dua minggu. Dengan omzet Rp 400.000, itu mereka berpikir sudah bisa diatasi. Mereka mikir sesimpel itu aja," kata Fachmy saat paparan kinerja perseroan di Jakarta, Kamis (20/10).

Baca Juga: Kuartal III 2022, Pembiayaan BTPN Syariah Naik 11% Menjadi Rp 11,35 Triliun

Menurutnya, suku bunga acuan bank sentral tidak selalu membuat net imbal perseroan tergerus. Karena perseroan kini memiliki aset likuid yang meningkat sebesar Rp 7,4 triliun, juga memiliki deposito senilai Rp 8,9 triliun. Kedua instrumen inilah yang saling membagi beban (net off), sehingga beban secara umum relatif bisa dijaga stabil.

Ia mengatakan berdasarkan analisa perusahaan, segmen ultra mikro lebih kebal terhadap gejolak ekonomi makro. Satu-satunya yang bisa memberikan dampak besar bagi segmen ultra mikro adalah bencana.

Baca Juga: BTPN Syairah Tunjuk Ongki Wanadjati Jadi Komi"Kalau ada bencana mereka tidak akan pernah bisa usaha, mereka tidak akan pernah bisa jualan, karena lingkungan mereka tidak akan ada yang bisa usaha, juga tidak ada yang membeli barangnya. Karena ultra mikro tidak jual barang ke luar negeri, mereka hanya menjual ke sekitar kecamatan mereka jadi dampak makro ekonomi tidak terlalu signifikan relevan," imbuh Fachmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×