kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Biaya isi ulang uang elektronik diusul Rp 2.000


Rabu, 06 September 2017 / 21:33 WIB
Biaya isi ulang uang elektronik diusul Rp 2.000


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Industri perbankan bersama regulator Bank Indonesia dan PT Jasa Marga Tbk sedang merumuskan besaran biaya isi ulang atau top up uang elektronik.

Diharapkan dana yang terkumpul dari top up isi ulang ini bisa digunakan untuk membangun infrastruktur uang elektronik antar bank seiring dengan penerapan elektronifikasi jalan tol pada 1 Oktober 2017.

Santoso Liem, Ketua Komite VII Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) bilang, asosiasi terus berkomunikasi dengan regulator terkait rencana implementasi top up uang elektronik ini.

"Harapannya jangan terlalu kecil, tapi juga jangan terlalu besar sehingga memberatkan konsumen," kata Santoso kepada KONTAN, Rabu (6/9).

Dengan adanya biaya top up ini bisa menjaga sistem pembayaran uang elektronik antar bank agar tetap terjaga. Usulan dari industri, menurut Santoso, biaya per isi ulang uang elektronik adalah Rp 1.500 sampai Rp 2.000.

Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri bilang, biaya top up uang elektronik ini untuk mendukung biaya operasional dari pelaksanaan sistem pembayaran di transportasi.

"Fee top up Rp 1.500 sampai Rp 2.000 per transaksi ini tidak terlalu memberatkan," kata Rohan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×