kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Biaya provisi menggunung, laba bersih Bank BCA (BBCA) turun 4,8% di semester I


Senin, 27 Juli 2020 / 17:16 WIB
Biaya provisi menggunung, laba bersih Bank BCA (BBCA) turun 4,8% di semester I
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di kantor cabang BCA Tangerang Selatan, Jumat (17/4). Laba bersih Bank BCA (BBCA) turun Rp 12,86 triliun di semester I 2019 jadi Rp 12,24 triliun per akhir Juni 2020./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/17/04/2020.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) masih mampu mencatat pertumbuhan bisnis kendati sedang berada dalam kondisi pandemi Covid-19. 

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan untuk periode Semester I 2020 laba sebelum provisi dan pajak masih tumbuh positif, ditopang oleh penurunan biaya dana (cost of fund/CoF) dan perlambatan pertumbuhan beban operasional. 

Baca Juga: Jamkrindo Syariah ikut berikan penjaminan untuk pembiayaan program PEN

Menurut perseroan, laba sebelum provisi dan pajak yang solid mengimbangi peningkatan biaya pencadangan untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit. Tercatat laba sebelum pencadangan naik 15,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 21,53 triliun di semester I 2020. 

Akan tetapi, laba bersih memang nampak mengalami penurunan dari Rp 12,86 triliun di semester I 2019 menjadi Rp 12,24 triliun per akhir Juni 2020 atau menyusut 4,8%. Penyebabnya antara lain meningkatnya biaya provisi yang dibentuk perseroan secara drastis yakni mencapai 167,3% yoy dari Rp 2,44 triliun menjadi sekitar Rp 6,54 triliun. 

Di samping itu, pandemi juga berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit khususnya pada bulan Maret hingga Juni 2020. 

Kredit tumbuh BCA sebesar 5,3% yoy menjadi Rp 595,1 triliun pada Juni 2020 ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi.

Baca Juga: Pemerintah tempatkan Rp 11,5 triliun di tujuh bank daerah ini, untuk apa?

Bank bersandi bursa BBCA ini membukukan kenaikan kredit korporasi yang tinggi dengan peningkatan 17,7% yoy menjadi Rp 257,9 triliun. 

Tapi di sisi lain, kredit komersial dan UMKM turun 0,9% yoy menjadi Rp 184,6 triliun. Kemudian, pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh flat 0,3% yoy menjadi Rp 91 triliun dan KKB turun paling tinggi 11,9% yoy menjadi Rp 42,5 triliun. 

Masih di segmen konsumer, saldo outstanding kartu kredit juga menyusut 18,6% yoy menjadi Rp 10,6 triliun akibat penurunan konsumsi domestik.

Baca Juga: Karyawan BCA dan CITI di SCBD positif Covid-19, begini penjelasannya

alhasil, total portofolio kredit konsumer BCA pun turun sebesar 5,1% yoy menjadi Rp 14,9 triliun. 

"BCA fokus mendukung nasabah untuk menghadapi kondisi perlambatan bisnis dengan memberikan restrukturisasi kredit secara selektif pada berbagai segmen," ujar Jahja, dalam video conference di Jakarta, Senin (27/7). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×