kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Biayai proyek infrastruktur, Bandha Investasi siap beroperasi tahun ini


Senin, 30 Juli 2018 / 19:35 WIB
Biayai proyek infrastruktur, Bandha Investasi siap beroperasi tahun ini
ILUSTRASI. Menteri BUMN Menandatangani Akta Pendirian BUMN Fund


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bandha Investasi Indonesia siap beroperasi di tahun ini. Keberadaan perusahan ini bertujuan untuk menggaet investor dalam mendanai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro mengaku, saat ini masih menunggu finalisasi due diligence atau uji kelayakan syarat pengajuan sebagai pemegang saham Bandha Investasi Indonesia.

“Target launching dan proyeknya jalan tahun ini, untuk sekarang perkembangannya masih finalisasi due diligence, yang termasuk persetujuan atau kelayakan perusahaan sebagai pemegang saham. Jadi, perusahaan yang layak itu seperti apa,” kata Iqbal di Jakarta, Senin (30/7).

Selain masih menunggu due diligence, perusahaan juga belum memberikan setoran awal untuk membangun perusahaan ini. Setidaknya modal awal pendirian Bandha Investasi sebesar Rp 100 miliar.

Modal ini berasal dari delapan perusahaan BUMN seperti PT Bahana Kapital Investa, PT Danareksa Capital, PT Jasa Rajarja (Persero), PT Asuransi Kredit Indonesia, PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Assuransi Sosial Angakatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero), Perum Jamkrindo dan PT Taspen (Persero).

Dengan modal awal Rp 100 miliar, maka perusahaan harus mengeluarkan kocek investasi sama rata agar tidak ada kepemilikan saham mayoritas di tubuh Bandha Investasi. Namun, Iqbal belum bisa memastikan berapa modal investasi yang harus dikeluarkan delapan perusahaan tersebut.

“Investasi yang dikeluarkan Taspen masih kecil sekitar Rp 12,5 miliar-Rp 20 miliar, karena calon investornya ada delapan. Di proposal itu dijelaskan bahwa tidak ada saham mayoritas,” ungkapnya.

PT Bandha Investasi Indonesia diharapkan bisa menjadi solusi bagi pendanaan infrastruktur yang lebih terorganisir, sekaligus mengoptimalkan pengelolaan dana milik BUMN, baik dengan berinvestasi pada proyek maupun portofolio.

Terkait hal ini, Direktur Jamkrindo I. Rusdonobanu berharap, perusahaan ini bisa memprioritaskan pendanaan infrastruktur untuk proyek BUMN Lain. Rencananya, Jamkrindo akan mengeluarkan investasi awal sebesar Rp 20 miliar.

“Kalau Jamkrindo ingin perusahaan ini bisa mengutamakan pembiayaan bagi BUMN lain yang membutuhkan pendanaan,” ungkapnya.

Sementara itu Direktur Bandha Investasi Anneta Hasan mengungkapkan izin penyelenggaraan perusahaan sudah rampung. Namun, ia belum mau menjelaskan secara rinci terkait perkembangan perusahaan pembiayaan tersebut sekarang.

“Untuk perkembanganya akan kami sampaikan nanti,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×