kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bandha Investasi bidik dana kelolaan Rp 13 triliun hingga 2022


Kamis, 28 Juni 2018 / 19:55 WIB
Bandha Investasi bidik dana kelolaan Rp 13 triliun hingga 2022
ILUSTRASI. BUMN Fund


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bandha Investasi Indonesia resmi terbentuk. Dalam roadmap, BUMN private investment fund tersebut menargetkan memiliki dana kelolaan hingga Rp 13 triliun sampai tahun 2022 nanti.

Komisaris Bahana Kapital Investa Marciano H Herman menjelaskan, Bandha Investasi akan mengembangkan bisnis melalui pengembangan kapabilitas secara bertahap. Target pencapaian dana kelolaan juga diharapkan terus tumbuh dari waktu ke waktu.

Di tahun 2022, setidaknya Bandha Investasi ingin mengelola dana Rp 9 triliun sampai Rp 13 triliun. Sementara pada 2019 sebagai tahun awal berjalan, perusahaan menargetkan memiliki dana kelolaan Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun.

"Ada 114 proyek infrastruktur yang membutuhkan pendanaan, nanti apapun akan kami review dan analisa terlebih dahulu," kata Marciano di Kementerian BUMN, Kamis (28/6).

Dari sisi risk dan return proyek, menurut Marciano, akan tergantung dari portofolio investasi proyek dan jangka waktunya. Semakin risiko tinggi tentu return yang dihasilkan akan tinggi.

Namun di sisi lain, Menteri BUMN Rini Soemarno menilai, dana kelolaan dalam roadmap ke depan tersebut terlalu kecil. Rini meminta dana yang dikelola BUMN Fund ini bisa bertambah hingga 10 kali lipat.

"Aset BUMN ada Rp 7.200 triliun dari 143 perusahaan, ini potensinya sangat besar sekali. Kita bisa mengalahkan negara lainnya suatu hari nanti seperti Khazanah dan Temasek," kata Rini di kesempatan yang sama

Rini enggan modal awal Bandha Investasi hanya Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar. Setidaknya Rini meminta modal awal sebesar Rp 100 miliar.

Di samping itu, PT Asuransi Jasa Indonesia atau Jasindo (Persero) juga mendukung penuh adanya BUMN Fund ini. Seperti diketahui, Jasindo merupakan salah satu pemegang saham dari tujuh perusahaan BUMN lainnya.

"Tentunya Jasindo akan ikut karena lembaga ini menjadi lembaga yang profesional dan kredible untuk melakukan mitigasi investasi. Tentunya akan membantu industri asuransi untuk menempatkan investasi," kata Direktur Jasindo Sahata L. Tobing kepada Kontan.co.id, Kamis (28/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×