kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bidik petumbuhan anorganik, korporasi bangun perusahaan modal ventura


Minggu, 15 Desember 2019 / 22:47 WIB
Bidik petumbuhan anorganik, korporasi bangun perusahaan modal ventura
ILUSTRASI. Lembaga pembiayaan modal usaha mikro, umkm, ukm, PT Esta Dana Ventura


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Berbagai korporasi di Indonesia mulai berbondong-bondong membangun anak perusahaan modal ventura. Harapannya lewat anak perusahaan ini, bisa menemukan berbagai start up yang bisa membuat bisnis perusahaan tumbuh melejit.

Terbaru, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, melalui anak usahanya MDI Ventures bersama dengan KB Financial Group asal Korea Selatan telah meluncurkan perusahaan dana modal ventura Centauri Fund.

Chief Executive Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro menilai langkah pembentukan modal ventura oleh korporasi besar merupakan langkah pertumbuhan anorganik. Tujuannya untuk mencari inovasi dan pertumbuhan di luar bisnis utama perusahaan lewat investasi.

Baca Juga: Bersaing dengan digital, kini bank kurangi biaya operasional

“Supaya inovasi, orang-orangnya, dan teknologi (startup) bisa dibawa ke perusahaan, supaya pertumbuhan bisnis bisa lebih tinggi. Itu tidak berlaku di Indonesia, namun di seluruh dunia. Sekarang bila mengandalkan pertumbuhan organik,” ujar Eddi di Jakarta pada pekan lalu.

Mandiri Capital Indonesia masih terus mencari start up yang bergerak di bidang keuangan dan pendukungnya. Tujuannya agar bisa membantu bisnis induk perusahaan yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Tahun depan, modal ventura ini hendak membidik start up tiga hingga empat yang bergerak di bidang Insurtech, asset management, robo advisor, hingga remittance.

Mandiri Capital Indonesia telah menerima suntikan dana dari induk perusahaan untuk mencari start up tahun depan. Eddi bilang untuk investasi baru, Mandiri Capital Indonesia menyiapkan dana senilai Rp 50 miliar. Sedangkan untuk investasi lanjutan dari portofolio, Mandiri juga menyiapkan dana senilai Rp 50 miliar.

Adapun portofolio Mandiri Capital adalah Mekari, Cashlez, Amartha, Yokke, Privyid, Pten, DAM, Moka, Koinworks, Investree, LinkAja, Crowde, dan Halofina.

Begitupun dengan Skystar Capital milik Kompas Gramedia Group juga berencana untuk berinvestasi di 10 hingga 20 start up baru di 2020. Abraham Hidayat selaku Managing Partner Skystar Capital bilang strateginya ialah fokus pada pendanaan early stage untuk start up logistik, pendidikan, dan kesehatan.

Baca Juga: Krisis listrik Afrika Selatan sudah sembilan hari, ini rencana Eskom

"Logistik berkaitan dengan kompetitif Indonesia di mata dunia. Kesehatan dan edukasi untuk kesejahteraan masyarakat," tutur Abraham.

Sampai saat ini, terdapat sekitar 23 start up yang telah berhasil menerima pendanaan dari Skystar Capital. Diantaranya Adskom, Bride Story, Carro, Coffee Meets Bagel, Ekrut, Etobee, Get Game On, Hijup, Indoproc, Julo, Koobits, Kudo, Laku6, Phi-integration, ritase.com, Sweet Escape, Talenta, Dekoruma, Fraction, YukStay, Sirclo, Hacktiv8, dan Vospay.

Adapun modal ventura milik Lippo Group yakni Venturra Capital masih akan mendanai 10 start up. Raditya Pramana, Partner Venturra Capital bilang mencari fintech yang bisa dikolaborasikan dengan dompet digital. Ia mengambil contoh seperti fintech yang bergerak di bidang fund managgemt, micro investment, micro insurance, dan salary investment.

“Investasi ditujukan untuk perusahaan yang sangat muda jadi seed funding rata-rata US$ 500.000 per perusahaan. Kami mencari semua sektor, tapi financial service (fintech) yang sangat kami suka,” ujar Raditya.

Adapun di penghujung 2019 ini, Raditya mengaku Venturra Capital masih membidik dua heatlhtech untuk disuntikkan modal. Hingga saat ini masih dalam tahap diskusi. Modal Ventura milik Lippo Group ini memiliki portofolio seperti Grab, Socilolla, Fabelio, Bride Story, Happy Fresh, Shopback, Carro, Zelinggo, Fave, dan Kaodim,

Baca Juga: MDI Ventures siapkan pendanaan US$ 150 juta untuk startup

Selain itu juga Ruangguru, Medigo, Prixa, Prenetics, first circle, 99.co, Cove, Antler, Ekrut, Tada, iPrice, dan Okiela.

Konglomerat Barito Group lewat Kejora Ventures mengaku tertarik membidik fintech equity crowdfunding untuk didanai tahun depan. Managing Partner Kejora Ventures Eri Rekspoprodjo bilang model fintech equity crowdfunding akan memberikan akses individu untuk jadi pengusaha dengan modal yg sangat kecil. Selain itu, Ia melihat insurtech juga masih menarik.

Namun, Ia masih mempertimbangkan kesadaran asuransi terbilang rendah sehingga minat terhadap produk insurtech juga rendah.

“Porsi portofolio fintech engga lebih dari 40%. Kita kan sektor agnostic (semua sektor), kita ada di fintech, healthcare, education, logistic,” ujar Eri.

Ia bilang saat ini Kejora Ventures memiliki bujet untuk menanamkan investasi senilai US$ 100 juta. Ia mengaku 80% dari dana tersebut telah diinvestasikan kepada para start up.

Baca Juga: Uniair Indotama Cargo segera lakukan pengapalan pertama fasilitas PLB e-commerce

Adapun beberapa investasi dari Kejora Ventures adalah DIVA, Sicepat Ekspres, C88, Investree, Pawoon, Snapask, Union Space, Smartstudy, Kredivo, Fastwork, Dekoruma, Alicce9, Sorabel, Qareer, MoneyTable, Found8, Gushcloud, Plato, Finfleet, Singn Keys, Y Digital, Pomelo, Mathpresso, Prosehat, dan Foodia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×