kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bima Finance terus genjot porsi bisnis syariah


Rabu, 04 Februari 2015 / 19:40 WIB
Bima Finance terus genjot porsi bisnis syariah
ILUSTRASI. FM Masruri Rahman (kiri) melakukan pertandingan simultan catur melawan Ketua Dewan Pembina PB Percasi yang juga Ketua MPR, Bambang Soesatyo dalam rangkaian Kontan Chess Championship, Selasa (8/8/2023).


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Aturan besaran uang muka atau loan to value (LTV) yang membayangi pembiayaan syariah tak membuat PT Bima Multi Finance berkecil hati.

Wina Ratnawati, Direktur Utama Bima Finance optimistis porsi pembiayaan syariahnya dapat tumbuh hingga dua kali lipat. Menurut Wina, berdasarkan data sementara kinerja tahun 2014, kontribusi pembiayaan syariah Bima Finance sekitar 10% dari total penyaluran kredit sekitar Rp 902 miliar.

“Mungkin nanti bisa jadi 15% hingga 20%. Saat ini masih kecil, lebih dari 10%,” katanya. Sekedar informasi, Bima Finance masuk ke pembiayaan syariah mulai kuartal II 2014.

Meskipun aturan uang muka pembiayaan syariah masih sama, Wina menjelaskan ketentuan tersebut kurang berpengaruh pada bisnis pembiayaan kendaraan bekas. Alasannya, dengan nilai kredit yang lebih sedikit, umumnya konsumen tak peduli terhadap besaran LTV yang harus dibayarkan. “Kalau di bekas LTV tidak terlalu ngefek, karena value-nya kecil,” jelasnya.

Analisa inilah yang mendasari target agresif Bima Finance di tahun 2015.

Sebelumnya, Wina membidik pertumbuhan total pembiayaan pada tahun 2015 menjadi Rp 1,1 triliun atau naik 21,95% ketimbang tahun lalu. Untuk merealisasikannya, Wina menegaskan mereka akan menggenjot produktivitas perusahaan.

Salah satu strateginya adalah memotong biaya yang tak perlu serta semakin selektif dalam memilih pembiayaan. Sehingga hanya penyaluran kredit yang berkualitas saja yang akan mereka biayai.

“Jadi yang tidak produktif, kita buat lebih efisien, cut cost. Pembiayaan berkualitas juga untuk mengurangi risiko non performing loan (NPL),” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×