Reporter: Arthur Gideon | Editor: Uji Agung Santosa
Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) mengatakan, kredit biro swasta bisa menjadi salah satu jalan meminimalisasi terjadinya komitmen kredit yang telah disetujui namun belum direalisasikan (undisbursed loan).
Jos Luhukay, pengurus bidang teknologi informasi Perbanas menjelaskan, salah satu yang memicu tingginya angka undisbursed loan saat ini adalah belum adanya informasi atau data yang jelas mengenai debitur. Ia mencontohkan, ada satu korporasi besar, karena cukup potensial, bank berebutan memberikan komitmen kredit ke korporasi itu. Tapi si korporasi akhirnya hanya mengambil satu komitmen saja. "Nah, komitmen di bank lain kan jadi undisbursed loan," tuturnya pekan lalu.
Jos meneruskan, jika nantinya ada biro kredit swasta, maka pemberian komitmen yang bertumpuk-tumpuk itu bisa dicegah. Bank bisa melihat dulu ke biro semua informasi kredit dari debitur. "Saat melihat sudah ada bank lain yang telah memberikan komitmen, bank itu pasti akan mundur karena tak ingin kreditnya disia-siakan," Tambah Jos.
Untuk gambaran saja, sampai dengan bulan Februari 2010, angka undisbursed loan masih cukup besar yaitu mencapai Rp 495,59 triliun atau kurang lebih 34% dari total kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News