Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) rupanya tidak menekan seluruh bisnis perbankan. Di satu sisi pandemi itu memang melemahkan permintaan kredit dan bikin kualitas aset memburuk, namun di lain sisi kondisi itu menumbuhkan bisnis lain seperti layanan cash management system (CMS) atau pengelolaan kas.
Transaksi CMS perbankan masih tercatat tumbuh begitupun dengan pendapatan fee yang dihasilkan dari bisnis tersebut. Himbauan masyarakat untuk melakukan social distancing dan bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) untuk menekan penularan Covid-19 mendorong layanan pengelolaan kas.
Baca Juga: Operasional BCA dan CIMB Niaga di Jakarta tetap normal saat PSBB diberlakukan
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya berhasil mencatatkan transaksi CMS pada kuartal I 2020 sebesar 125% secara year on year (YoY) menjadi Rp 48 juta transaksi dengan volume melesat 129% sebesar Rp 615 triliun.
Pemimpin Divisi Jasa Transaksional BNI Agung Kurniawan mengatakan, tekanan yang dialami semua segmen bisnis akibat Covid-19 justru menjadi peluang bagi meningkatkan transaksi pengelolaan kas yang berbasis digital dan dapat diakses dari mana saja dengan sekuritisasi sistem yang baik.
Transaksi dapat dilakukan baik melalui web platform maupun berbasis aplikasi mobile platform sehingga dapat diakses lebih fleksible untuk kebutuhan nasabah. "Hal ini sejalan dengan kondisi dan kebutuhan mayoritas nasabah yang menjalankan prosedur WFH sehingga dapat menjalankan transaksi perbankan tanpa hambatan dan tanpa perlu keluar rumah," kata Agung pada Kontan.co.id, Rabu (8/4).
Fee based income (FBI) BNI juga mengalami peningakatan dari bisnis pengelolaan kas. Tanpa menyebut nilainya, Agung bilang, pertumbuhannya di kuartal I mencapai 105%.
Baca Juga: Pegadaian, PNM hingga Bahana Artha Ventura juga siapkan relaksasi pembiayaan UMi
Untuk memperlancar transaksi CMS di tengah pandemi Covid-19 ini, BNI telah mengembangkan dan menyempurnakan fitur-fitur baru yang akan meningkatkan kemudahan nasabah untuk bekerja dan bertransaksi di rumah tanpa hambatan untuk menggunakan aplikasi cash management yang real-time online.
Dengan perkembangan yang ada saat ini, BNI masih sangat optimis bisa mencapai target transaksi CMS mencapai 135 juta dengan volume Rp 3,350 triliun dan FBI tumbuh 10% tahun ini.
Pemerintah juga telah menggandeng BNI menjadi mitra bank pembayaran kartu Pra Kerja yakni insentif pemerintah terhadap para pekerja yang dirumahkan akibat dampak Covid-19. Menurut Agung, itu akan berdampak positif bagi BNI dari sisi layanan CMS.
Baca Juga: Beban restrukturisasi kredit bisa menekan likuiditas perbankan
Penerbitan kartu Pra Kerja akan dilakukan secara bertahap mulai awal April. Insentif pemerintah yang dikucurkan untuk program itu akan mencapai Rp 20 triliun dan tahap pertama akan diterbitkan 2 juta kartu Pra Kerja.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga mencatatkan pertumbuhan transaksi layanan CMS pada kuartal I di tengah pandemi Covid-19. Namun, Direktur Hubungan Kelembagaan & BUMN Bank BRI Agus Noorsanto mengatakan, akuisisi pengguna baru agak terkendala saat ini.
BRI hanya bisa mendorong pertumbuhan transaksi dari partner yang sudah melakukan kerjasama selama ini. Hanya saja, Agus tidak menyebutkan secara detail total pertumbuhannya.
Baca Juga: Ada kebijakan WFH, bank lebih untung atau malah buntung?
Sampai ujung tahun, BRI menargetkan transaksi CMS bisa mencapai 66 juta dengan volume Rp 3.000 triliun. Sedangkan fee based income dari bisnis itu diharapkan mencapai Rp 141,5 t miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News