Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sepanjang tahun 2019 lalu mencatat pertumbuhan positif. Direktur Keuangan BNI Ario Bimo mengatakan, pertumbuhan tersebut salah satunya ditopang oleh bisnis luar negeri perseroan.
Dalam paparannya, bank berlogo 46 ini menyatakan bisnis penyaluran kredit atau pelayanan digital yang membuahkan fee based income (FBI) yang bersumber dari kantor-kantor BNI cabang luar negeri memberikan kontribusi yang cukup besar.
Baca Juga: Laba BNI naik 2,5% jadi Rp 15,38 triliun di 2019, ini faktornya
Tercatat, kredit yang disalurkan melalui kantor BNI cabang luar negeri tumbuh 9,9% secara year on year (yoy) dari Rp 38,59 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp 42,39 triliun di akhir 2019.
Kredit tersebut ditopang oleh pendanaan yang bersumber dari dana non konvensional sebesar Rp 21,69 triliun pada 2019 atau tumbuh 35,1% dari tahun 2018 yang mencapai Rp 16,06 triliun.
Sumber pendanaan lain berasal dari dana murah yang dihimpun di kantor cabang luar negeri yang mencapai Rp 5,21 triliun di tahun 2019 atau tumbuh 2,8% secara tahunan.
Pencapaian tersebut diperoleh dari 8 outlet BNI di luar negeri. "Dari seluruh nasabah korporat BNI, sebanyak 15%-25% adalah para pebisnis global," ujar Ario di Jakarta, Rabu (22/1).
Baca Juga: Mayoritas dari bank, pungutan OJK mencapai Rp 5,99 triliun di 2019
Kinerja penyaluran kredit dari cabang luar negeri tersebut pun menghasilkan pendapatan bunga sebesar Rp 3,36 triliun atau tumbuh 20,5% yoy.
Kinerja bisnis kantor-kantor BNI cabang luar negeri ini juga dapat tergambarkan dari pendapatan non bunga atau FBI yang meningkat 105,3% dari Rp 243,67 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 499,73 miliar pada tahun 2019.
Dus, berkat pencapaian tersebut, kantor cabang BNI luar negeri berhasil mencetak laba sebelum pajak sebesar Rp 1,1 triliun akhir tahun lalu. "Kantor-kantor BNI cabang luar negeri semakin mandiri karena ketergantungan dari kantor pusat semakin menurun," terangnya.
Baca Juga: Wah, ada 69 bank bermodal cekak yang wajib penuhi ketentuan modal baru
Pasalnya, sebelum tahun 2014 hampir 80% pendanaan kantor BNI cabang luar negeri masih bersumber dari kantor pusat. Sementara pada tahun 2019, hanya 40% pendanaan yang diberikan oleh pusat.
BNi pun optimis telah berada pada jalur yang seharusnya dalam pengembangan bisnis internasional. Hal ini tercermin dari CAGR aset pada periode 2014-2019 yang mencapai 20,6% per tahun.
Pada periode yang sama, kredit yang disalurkan pun tumbuh CAGR 30,7% per tahun, hingga mencatat pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar 45,5% per tahun pada kurun waktu 2014-2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News