Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh Pemerintah Provinsi (Pemrov) DKI Jakarta membuat perusahaan pembiayaan atau multifinance was-was. Pembiayaan yang mulai pulih sejak Juni 2020 lalu, kembali terpukul akibat penutupan sejumlah dealer mobil.
Kondisi tersebut berpotensi menggerus omzet PT BCA Finance dari kantor cabang karena ratusan dealer dan showroom harus tutup untuk memenuhi ketentuan PSBB. Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim memperkirakan, kebijakan PSBB akan menurunkan pembiayaan di kantor-kantor cabang BCA Finance di Jakarta melebihi 50%.
"Selama PSSB ini, dealer-dealer rekanan kami di Jakarta tidak bisa beroperasi maka dampak ke bisnis akan sangat besar," kata Roni kepada Kontan.co.id, Selasa (15/9).
Baca Juga: Pasar otomotif membaik, pembiayaan motor Adira Finance ikut terkerek
Apalagi pembiayaan di Jabodetabek menyumbang porsi 45% dari total pembiayaan BCA Finance. Diperkirakan hampir semua dealer rekanan tidak beroperasi. Sementara yang berlokasi di pusat perbelanjaan atau mal masih bisa beroperasi walaupun terbatas.
"Pembiayaan di Jakarta tidak bisa digantikan. Kondisi di luar Jabodetabek juga masih belum terlalu baik tapi kami harus tetapi hadapi," kata Roni.
Senasib, ratusan dealer rekanaan PT Cimb Niaga Auto Finance (CNAF) juga tutup. Padahal porsi pembiayaan CNAF di Jakarta melebihi 30% sehingga sulit menggantikan dengan wilayah lain.
Akibat kondisi tersebut, penyaluran pembiayaan akan kembali turun seiring pengetatan PSBB. Namun, Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman yakin, penurunan pembiayaan kali tidak akan sebesar PSBB pertama.
"Kami telah menyiapkan stratagi untuk memitigasi penurunan tersebut, dengan menggenjot pembiayaan di wilayah lain dan menjajaki segmen penjualan mobil secara daring," imbuhnya.
Baca Juga: Pembiayaan Mandiri Utama Finance naik signifikan ditopang penjualan otomotif
PT Mandiri Tunas Finance (MTF) juga memproyeksikan, kebijakan PSBB Jakarta berdampak signifikan bagi bisnis perusahaan. Terlebih, DKI Jakarta berkontribusi hingga 45% dari bisnis perusahaan.
MTF akan melakukan evaluasi terhadap kemungkinan restrukturisasi pinjaman akibat PSBB. Jika diperlukan restrukturisasi akan dibuat lebih selektif dengan pola berbeda.
"Kemungkinan dengan perpanjang tenor. Kalau kemarin berupa pemberian grace period atau holiday payment,” kata Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo.
Selain itu, MTF tetap menjaga kerjasama bisnis dengan dealer melalui pola digital maupun pola lainnya khusus di wilayah Jakarta.
Tak lupa, mengikuti arahan pemerintahan DKI untuk memutus penyebaran virus Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Selanjutnya: OJK menyebut industri pembiayaan masih dilirik oleh investor asing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News