kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

OJK menyebut industri pembiayaan masih dilirik oleh investor asing


Jumat, 11 September 2020 / 10:10 WIB
OJK menyebut industri pembiayaan masih dilirik oleh investor asing
ILUSTRASI. Logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski industri multifinance dihantam badai pandemi Covid-19. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai industri perusahaan pembiayaan masih dilirik oleh investor asing.

“Investor asing itu melihat market Indonesia berdimensi jangka menengah dan panjang. Kalau cuma melihat satu hingga dua tahun ke depan, tidak akan tinggi minat asing untuk berpartner dengan multifinance lokal secara strategi,” ujar Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W. Budiawan kepada Kontan.co.id, Kamis (10/9).

Ia menegaskan ada atau tidak pandemi Covid-19 di Indonesia, investor asing tetap tertarik masuk ke pasar Indonesia. Lantaran Indonesia memiliki populasi yang besar beserta consumption mapping review menjadi pertimbangan bagi investor asing.

Sayangnya, Bambang tidak merinci jumlah investor yang masih berminat ke multifinance lokal. Adapun multifinance yang diminati tergantung business appetite, corporation plan, dan core competence.

Baca Juga: PSBB Jakarta bisa berdampak signifikan pada bisnis perusahaan pembiayaan

“Saya tidak hafal jumlahnya. Tapi observasi saya menyimpulkan, bahwa iklim investasi di industri multifinance masih tinggi. Turn around economy growth menjadi positif akan terjadi tahun 2021,” kata Bambang.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyatakan pandemi Covid-19 telah berdampak kepada industri multifinance. Selain meningkatkan restrukturisasi juga membuat industri sulit melakukan penagihan.

Begitupun pembiayaan baru berkurang lantaran menurunnya daya beli masyarakat di perlambatan ekonomi. Selain itu rasio pembiayaan bermasalah tentunya akan menaik.

“Kami yakin dengan demografi masyarakat kita yang besar dan mobilitasnya yang tinggi, multifinance Indonesia masih akan tumbuh. Bahkan masih banyak asing juga masih ingin masuk dan bertanya ke APPI apakah ada anggota yang sedang mencari partner,” tutur Suwandi.

Selanjutnya: Penyaluran Menciut, Bank Menggenjot Kredit UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×