kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis perusahaan multifinance masih tertekan pandemi


Sabtu, 18 September 2021 / 06:49 WIB
Bisnis perusahaan multifinance masih tertekan pandemi
ILUSTRASI. Nasabah melakukan pembayaran kredit melalui aplikasi digital di kantor cabang perusahaan pembiayaan di Jakarta, Jumat (10/9/2021). Bisnis perusahaan multifinance masih tertekan pandemi


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis multifinance yang masih tertekan menyebabkan ekspansi pembiayaan belum ngegas. Walhasil, perusahaan pembiayaan belum perlu mengumpulkan banyak pendanaan dari bank.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga semester I-2021, penurunan skema joint financing dari perbankan turun 19,03% year on year (yoy) dan executing turun 18,24% yoy.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W. Budiawan mengatakan, penurunan pendanaan masih terbilang wajar, sejalan dengan belum pulihnya pertumbuhan pembiayaan akibat dampak pandemi.

"Multifinance masih berhati-hati. Selain itu, profil risiko mayoritas debitur masih berada di level berisiko tinggi," ungkap Bambang, Jumat (17/9).

Baca Juga: Gandeng Bloomberg Philanthropies, SMI percepat penyediaan energi bersih di Indonesia

Di lain sisi, multifinance masih memiliki likuiditas yang cukup untuk membiayai kegiatan operasional. Beberapa multifinance mengaku kebutuhan pendanaan sepanjang tahun ini masih tercukupi dari perbankan.

Dian Ariffahmi, Corporate Communication Head BFI Finance mengatakan, kebutuhan pendanaan sepanjang 2021 masih tercukupi. BFI Finance Indonesia mengumpulkan pendanaan dari berbagai sumber.

"Saat ini, sumber pendanaan sebesar 33% dari bank dalam negeri, 35% berasal dari pinjaman luar negeri, obligasi sebesar 30%, dan sisa 2% dari joint financing," papar Dian, Jumat (17/9).

Serupa, pendanaan CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) juga masih berjalan. Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman mengatakan, seiring portfolio CNAF yang tumbuh sebesar 13% yoy, nilai pendanaan naik secara konsisten.

Baca Juga: Perbankan ramai-ramai masuki bisnis PayLater, ini kisaran bunganya

"Nilai pendanaan yang telah CNAF dapatkan selama semester I-2021 mencapai Rp 1 triliun. Nilai tersebut di luar pembiayaan bersama dengan induk usaha sebesar Rp 2,5 trilliun," ujar Ristiawan.

Fasilitas pendanaan baru yang CNAF terima di Juli dan Agustus 2021 sebesar Rp 700 miliar. Sedangkan sampai dengan akhir 2021, CNAF telah memiliki kontrak kerjasama yang tersedia dengan perbankan sebesar Rp 1,6 triliun, di luar join financing dengan dengan induk usaha.

Pendanaan di Mandiri Utama Finance (MUF) juga masih terjaga, Pendanaan joint financing MUF masih tumbuh 12,1% yoy, sementara untuk pendanaan executing tumbuh 27,1% yoy. "Di tahun 2021 MUF masih fokus pada pinjaman bilateral dari perbankan," ujar Direktur Utama MUF, Stanley Setia Atmadja.

Selanjutnya: Bank garap bisnis PayLater, berapa bunganya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×