Reporter: Amanda Christabel, Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Booming digitalisasi membuat masyarakat semakin gemar berbelanja secara online. Pilihan pembayaran dengan cicilan skema bayar tunda atau buy now pay later (BNPL) pun semakin diminati.
Ingin menikmati ceruk pasar, perbankan pun ikut membidik menyalurkan kredit lewat produk pay later. Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sama-sama telah bekerja sama dengan Traveloka PayLater.
Direktur Keuangan BNI Novita widya Anggraini bilang hingga Juli 2021, total portofolio Traveloka PayLater mencapai Rp 47 miliar. Adapun kualitas kreditnya cukup terjaga dengan rasio non performing loan (NPL) 3,8%.
“Namun dengan catatan bahwa NPL ini sudah dibackup dengan asuransi kredit, sehingga resiko tersebut dapat terakomodasi. Sedangkan rata-rata suku bunga bersih tercatat tinggi sebesar 21,41%,” ujar Novita belum lama ini.
Baca Juga: PPA kelola aset berkualitas rendah milik Bank Muamalat
Lanjut ia, BNI baru saja memulai kolaborasi dengan Shopee PayLater pada akhir Juli 2021. Ke depannya, BNI akan terus menambah kolaborasi dengan perusahaan lainnya. “Dengan pengembangan bisnis paylater yang prudent maka, bagi BNI ini bisa menjadi mesin pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang,” pungkas Novita.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto bilang suku bunga paylater BRI sama dengan suku bunga Kartu Kredit sebesar 1,75% per bulan. BRI memberikan plafon hingga Rp 50 juta. Saat ini Paylater BRI terdapat di Traveloka sejalan dengan strategi pemasaran kartu kredit BRI untuk meningkatkan customer base dan penetrasi pasar di segmen milenial.
“BRI ingin memberikan solusi atas kendala yang dialami oleh masyarakat, di mana mereka terpaksa melakukan pemesanan tiket maupun hotel mendekati hari-H karena terkendala akses ke sumber dana yang dapat teratasi bila pengguna memiliki alat pembayaran seperti Paylater BRI,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id pada Rabu (15/9).
Sebenarnya, platform paylater menggandeng fintech peer to peer (P2P) lending atau perusahaan multifinance dalam menjalankan bisnis. Traveloka PayLater berkolaborasi dengan P2P lending Danamas maupun perusahaan pembiayaan Caturnusa Sejahtera Finance.
Baca Juga: Di BRI bunga paylater dan kartu kredit sama, sebesar 1,75%
Adapun Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memiliki ketentuan maksimal penetapan bunga 0,8% per hari atau 24% per bulan. Namun, penyelenggara P2P lending bisa memberikan bunga lebih rendah.
P2P lending Indodana sebagai mitra Tokopedia PayLater misalnya, menetapkan bunga PayLater sebesar 3% untuk masa cicilan tiga bulan hingga 1 tahun. Ditambah 1% biaya provisi dari total pinjaman. "Bahkan dengan tenor satu bulan, kami tidak kenakan bunga ( ke peminjam)," kata Direktur Utama Indodana Ronny Wijaya.
Selanjutnya: Marak pemain pinjol ilegal, DPR minta OJK setop izin baru bagi fintech
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News