Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pemerintah terus berupaya memberikan nafas bagi pebisnis di tengah pandemi corona (Covid-19).
Setelah memberikan relaksasi atas kredit usaha kecil, menengah dan mikro, pemerintah akan menelurkan program baru klaster restrukturisasi kredit perusahaan milik negara (BUMN) dan korporasi.
Dalam teleconference dengan Kompas Group, Senin (11/5) Royke Tumilaar, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengatakan, Bank Mandiri secara intensif terlibat dalam pembahasan klater utang BUMN dan korporasi.
Tak menyebut total jumlah debitur BUMN dan korporasi yang direstrukturisasi, total debitur Bank Mandiri dari sektor korporasi (wholesale) dan ritel ada sekitar 5,1 juta debitur dengan baki debit sebesar Rp 755 triliun.
Hanya, menurut Roy berbeda dengan krisis 1997/1998, dan 2008, kredit BUMN dan korporasi hingga sejauh ini masih dalam kondisi terkendali. “BUMN seperti karya kendalanya di cashflow, tapi seperti Jasa Marga akan membaik cashflownya jika lalu lintas tol kembali normal,” ujar Roy.
Roy menegaskan bahwa kondisi utang mayoritas BUMN dan korporasi di Bank Mandiri aman. “Jika ada utang valas, hedging sudah dilakukan,” ujar Roy.
Roy tak memungkiri bahwa dalam portfolio kredit Bank Mandiri ada sejumlah debitur bermasalah. Antara lain PT Krakatau Steel Tbk(KRAS) serta PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA)
Catatan KONTAN, Bank Mandiri tercatat sebagai kreditur terbesar KRAS adalah . dengan kredit sebanyak US$618,28 juta. Dengan kurs rupiah Rp 14.895 per dollar AS, utang itu setara Rp Rp 9,2 triliun.
“Terkait utang KRAS ini tak terkait Covid 19, kami diminta mencarikan investor, ada bebarapa yang berminat, ternyata bisnis baja tetap ada prospeknya,” ujar Roy.
Sementara di PT Garuda Indonesian(GIAA), Bank Mandiri juga tercatat sebagai kreditur Garuda Indonesia. Per akhir Desember 2019, nilainya mencapai US$180,49 juta, naik dari posisi akhir 2018 sebesar US$135,69 juta. Ini setara Rp 2,7 triliun. “Kalau ini tannya ke Pak Tiko (Kartika Wirjoatmadjo, Wamen BUMN),” ujar Roy.
Yang pasti, saat ini Garuda tengah meminta restrukturisasi utang baik ke kreditur bank maupun sukuk holdernya..
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News