Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Seiring penurunan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin pada pertengahan Januari lalu, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk juga akan menurunkan suku bunganya. Penurunan tersebut akan dilakukan mulai Februari 2016.
"Yang pasti kemarin BI rate turun. Kita sudah putuskan suku bunga dana kita juga akan turun. Turunnya sekitar 25 basis poin. Kemudian akan diikuti juga dengan penurunan suku bunga kredit ritel," kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni di Jakarta, Senin (25/1/2016). Pada 14 Januari 2016, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin dari 7,5 persen menjadi 7,25 persen.
Berdasarkan laman BNI, suku bunga tabungan (Taplus) BNI untuk simpanan Rp 1 – 50 juta sebesar satu persen per tahun. Sementara bunga deposito untuk simpanan di bawah Rp 100 juta sebesar 4,25 persen. Untuk bunga kredit, BNI mematok Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau BNI Griya sebesar 13,5 persen per tahun efektif.
Menurut Baiquni, penurunan suku bunga akan berdampak pada naiknya penyaluran kredit. Artinya, penyerapan kredit tahun ini diperkirakan lebih cepat dibandingkan tahun lalu. Karena itu, pada tahun ini, BNI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 18 persen, atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 yang sekitar 17 persen.
Mengenai sektor yang akan dibiayai, perseroan akan menyasar sektor infrastruktur dan konstruksi. Kredit kemungkinan besar akan banyak disalurkan ke BUMN mengingat BUMN kini tengah gencar menggarap proyek infrastruktur.
" Kredit infrastruktur banyak disalurkan ke proyek jalan tol dan PLN. Kita juga akan menambah sentra-sentra kredit. Kita akan kembangkan dan membuka sentra baru di daerah potensial. " terang Baiquni. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News