kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BNI bentuk pencadangan Rp 4,81 triliun hingga Maret 2021


Senin, 03 Mei 2021 / 13:49 WIB
BNI bentuk pencadangan Rp 4,81 triliun hingga Maret 2021
ILUSTRASI. Untuk antisipasi penurunan kualitas kredit, BNI membentuk pencadangan Rp 4,81 triliun hingga Maret 2021.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mengantisipasi risiko penurunan kualitas kredit, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) secara konservatif membentuk pencadangan (CKPN). Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan pada kuartal pertama 2021, BNI tetap membentuk CKPN sebesar Rp 4,81 triliun atau meningkat 127,7% dari periode sama tahun lalu senilai Rp 2,11 triliun.

“Dengan nilai CKPN yang dibentuk tersebut, BNI melaporkan laba bersih pada kuartal I 2021 sebesar Rp 2,39 triliun, dengan rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio ditetapkan pada level 200,5%, lebih tinggi dari posisi akhir tahun 2020 yang sebesar 182,4%,” paparnya.

Asal tahu saja, BNI juga mencatatkan kredit yang direstrukturisasi hingga kuartal pertama 2021 senilai Rp 84,3 triliun. Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada menyatakan, nilai kredit yang telah mendapatkan relaksasi akibat pandemi itu berkontribusi sekitar 15% dari total kredit yang telah BNI salurkan.

Kendati demikian, jumlah itu telah membaik dibandingkan akhir tahun lalu sekitar 17% hingga 18% dari portofolio kredit.

Baca Juga: Lonjakan NPL menghantui perbankan pada tahun ini

Demi mempertahankan kualitas kredit, BNI telah melakukan survei terhadap debitur restrukturisasi di BNI selama masa pandemi Covid-19 untuk mendapatkan gambaran jelas dengan kondisi para debitur yang mengikuti program restrukturisasi.

Terhadap potensi penurunan kualitas debitur restrukturisasi tersebut, BNI tetap melakukan upaya pengelolaan khusus untuk debitur restrukturisasi serta monitoring secara berkala dan intensif. BNI juga telah menerapkan action strategy untuk menjaga kualitas kredit debitur terdampak Covid-19.

David menyebutkan, bagi debitur yang sudah tidak bisa bangkit akan langsung diturunkan menjadi kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

“Lalu akan dilakukan penambahan CKPN untuk antisipasi. Saat ini, dari total restrukturisasi di Maret 2021 sebesar Rp 84 triliun, yang sudah masuk kategori NPL sudah 2,1%. Ini masih sesuai dengan prediksi awal proyeksi kita yaitu 10% dari total restrukturisasi yang kemungkinan ada potensi ke NPL,” jelas David.

Ia menambahkan, secara umum, potensi NPL BNI lebih kecil dibandingkan posisi 2020. BNI yakin bisa mencapai proyeksi NPL di bawah 4% di penghujung 2021.

Merujuk laporan keuangan BNI (bank only), NPL pada kuartal pertama 2021 tercatat 4,1%. Rasio NPL itu lebih baik dibandingkan Desember 2020 di level 4,3%. Adapun NPL pada kuartal pertama 2020 sebesar 2,4%.

Selanjutnya: BNI memperpanjang batas penukaran kartu ATM magnetic

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×