kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,65   -5,64   -0.62%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BNI bidik pertumbuhan kredit korporasi 35% 2017


Minggu, 16 Oktober 2016 / 19:07 WIB
BNI bidik pertumbuhan kredit korporasi 35% 2017


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memasang target ambisius untuk pertumbuhan kredit korporasi di tahun 2017.

Herry Sidharta, Direktur Bisnis Banking I BNI mengatakan, akan banyak permintaan kredit untuk korporasi di tahun mendatang sehingga kredit korporasi akan tumbuh dua digit di tahun mendatang dan tahun ini.

“Kredit korporasi akan tumbuh 30%-35% di tahun 2017,” katanya, Kamis (13/10) lalu.

Lanjutnya, target kredit tersebut tercermin dari kebutuhan dana untuk pembangunan proyek BUMN saja yang mencapai Rp 1.000 triliun. Sedangkan, BUMN hanya dapat membiayai dana 30% dari modal sendiri, sisanya 70% dari kredit perbankan.

Dengan asumsi target kredit korporasi tersebut maka BNI akan menggelontorkan kredit sekitar Rp 57 triliun-Rp 66 triliun atau mencapai Rp 247 triliun-Rp 256 triliun di tahun 2017.

Angka tersebut dari perhitungan target kredit korporasi sebesar Rp 190 triliun atau tumbuh 21,01% di akhir tahun 2016 dibandingkan posisi Rp 157,44 triliun di akhir tahun 2015.

Herry menambahkan, infrastruktur dari BUMN dan non BUMN akan mendorong permintaan kredit di korporasi, karena perusahaan akan mulai membangun proyeksi infrastruktur seperti jalan tol, telekomunikasi, listrik dan transportasi di tahun depan, dan tahun ini. “Jalan tol akan banyak permintaan kredit,” tambahnya.

Bank berplat merah ini menargetkan oustanding kredit untuk infrastruktur mencapai Rp 127 triliun di tahun 2017 dan Rp 89 triliun di tahun 2016. Adapun, BNI mencatat penyaluran kredit ke infrastruktur sebesar Rp 77,86 triliun per September 2016 atau tumbuh 22,22% dibandingkan posisi Rp 63,72 triliun per September 2015.

Besaran kredit infrastruktur tersebut mengalir untuk kredit telekomunikasi sebesar Rp 10,21 triliun, untuk transporasi sebesar Rp 14,79 triliun, kemudian untuk jalan tol dan konstruksi senilai Rp 21,01 triliun, untuk minyak dan gas sebesar Rp 10,90 triliun, dan untuk tenaga listrik sebesar Rp 21,02 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×