kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.834   -94,00   -0,60%
  • IDX 7.456   -36,12   -0,48%
  • KOMPAS100 1.155   -4,46   -0,38%
  • LQ45 915   -5,13   -0,56%
  • ISSI 226   -0,31   -0,14%
  • IDX30 472   -2,63   -0,55%
  • IDXHIDIV20 569   -3,89   -0,68%
  • IDX80 132   -0,47   -0,35%
  • IDXV30 140   -0,44   -0,31%
  • IDXQ30 157   -0,93   -0,59%

BNI cetak laba bersih Rp 7,72 triliun


Kamis, 13 Oktober 2016 / 18:20 WIB
BNI cetak laba bersih Rp 7,72 triliun


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) telah melewati masa-masa sulit dengan meraih keuntungan pada tahun ini. Bank pelat merah ini membukukan laba bersih Rp 7,72 triliun per September 2016, atau tumbuh 28,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 5,99 triliun.

Pertumbuhan laba bersih ini bersumber dari pendapatan bunga bersih per September 2016 sebesar Rp 21,81 triliun. Angka ini tumbuh 15,0% dari periode yang sama tahun 2015 senilai Rp 19,02 triliun. Selain juga disumbang dari pendapatan non bunga sebesar Rp 6,24 triliun, atau meningkat 20% year on year (yoy).

Meski demikian, bank berlogo 46 ini menargetkan laba bersih akan tumbuh di bawah 20% hingga akhir tahun ini. Pasalnya, perusahaan berancang-ancang menambah pencadangan jika restrukturisasi tak berhasil, namun sebaliknya jika restrukturisasi berhasil maka laba akan naik.

Kredit yang tumbuh tinggi mendorong kenaikan pendapatan bunga bersih. BNI mencatat kredit tumbuh 21,1% yoy menjadi Rp 372,02 triliun per September 2016. “Selanjutnya, kredit ditargetkan tumbuh 16%-17% di akhir tahun 2016,” kata Achmad Baequni, Direktur Utama BNI, Kamis (13/10).

Segmen kredit yang masih menjadi penopang pertumbuhan kredit di kuartal III-2016 adalah kredit BUMN yang tumbuh sebesar 32,1% menjadi Rp 70,97 triliun, kemudian kredit menengah yang tumbuh 30,9% menjadi Rp 60,73 triliun, lalu kredit kecil tumbuh 27,5% menjadi Rp 49,66 triliun, dan kredit konsumer tumbuh 14,4% menjadi Rp 62,73 triliun.

Baequni menambahkan, kredit dapat tumbuh lebih tinggi lagi karena terjadi permintaan kredit di take over dan kredit baru, namun BNI tak dapat memenuhi semua permintaan kredit karena terhambat likuiditas. Terbukti dari rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) yang naik menjadi 92.8% per September 2016.

Nah, untuk menjaga kebutuhan dana maka BNI menargetkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 15%-16% di tahun 2016 ini dari pertumbuhan 15,0% menjadi Rp 401,88 triliun per September 2016 dibandingkan posisi Rp 349,44 triliun per September 2015. Harapannya dengan pertumbuhan DPK tersebut rasio LDR akan di bawah 92%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×