Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank terus mendorong bisnis pengelolaan kas atau cash management guna menghasilkan pendapatan berbasis non bunga atau fee based income (FBI). Potensi pengelolaan kas dinilai masih besar sehingga transaksi bisnis ini masih berhasil tumbuh.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya mencatatkan transaksi cash management 150 juta hingga Oktober 2019, tumbuh 49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY). Adapun volume transaksinya mencapai Rp 2.487 triliun atau meningkat 12% YoY.
Baca Juga: Bank jumbo siap eksekusi kenaikan plafon KUR
Agung Kurniawan Pemimpin Divisi Jasa Transaksional Perbankan BNI mengatakan, bisnis pengelolaan kas ini menjadi salah satu penopang FBI perseroan dan pendapatan dari bisnis ini tumbuh cukup besar.
"Sampai Oktober FBI cash management tumbuh 28% YoY," katanya pada Kontan.co,id, Kamis (21/11).
Hanya saja, Agung tidak bersedia menyebutkan total nilai fee based income yang dihasilkan dari bisnis ini.
Baca Juga: Bankir akui gap antara laju kredit dan DPK mulai menyempit
Menurut Agung, potensi bisnis cash management sangat besar sebagai sarana memperoleh sumber dana murah giro di samping mendapatkan FBI karena tren bisnis nasabah saat ini melakukan otomasi proses dengan IT.
Untuk mendorong pertumbuhan bisnis ini, strategi BNI adalah fokus pada ekosistem industri terpilih dengan pendekatan supply chain agar efektif dalam mengoptimalkan peluang bisnis. Per September 2019, total nasabah cash management BNI telah mencapai 58.163.