kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BNI dan Garuda lakukan hedging kredit Rp500 miliar


Rabu, 25 Juni 2014 / 11:59 WIB
BNI dan Garuda lakukan hedging kredit Rp500 miliar
ILUSTRASI. Kode Redeem FF Hari ini 27 Januari 2023, Bisa Klaim Diamond hingga Skin Gloo Wall


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Negara Indonesia (BNI) dan Garuda Indonesia menjadi dua badan usaha milik negara (BUMN) pertama yang melakukan transaksi lindung nilai (hedging). Garuda memperoleh kredit dalam mata uang rupiah, sedangkan kebutuhan dan pendapatannya dalam mata uang dollar AS, sehingga terdapat potensi mismatch arus kas.

Untuk mitigasi terhadap risiko fluktuasi nilai tukar atas mismatch tersebut, BNI dan Garuda sepakat melakukan transaksi lindung nilai berupa Cross Currency Swap (CCS) senilai Rp 500 miliar dengan jangka waktu tiga tahun, atas pokok utang dan bunga pinjaman.

Dimulainya kesepakatan kerja sama ini ditandai melalui acara Penyerahan Secara Simbolis Dokumen Perjanjian ISDA dari Head of Treasury BNI, A. Bimo Notowidigdo kepada VP Treasury Management Garuda, Mega Satria di Jakarta, Rabu (25/6).

Hadir pada kesempatan tersebut Direktur Tresuri & IF BNI Suwoko Singoastro, Direktur Risiko BNI Sutanto, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Handrito Hardjono, Staf Ahli Kementerian BUMN Sahala Lumban Gaol, dan Direktur Eksekutif Ketua Task Force Pendalaman Pasar Keuangan Bank Indonesia (BI) Treesna W Suparyono.

Transaksi lindung nilai ini mendesak untuk dilakukan mengingat ketidakpastian di pasar keuangan internasional yang dapat memberi dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Adanya ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga kebijakan (Fed Funds) sehingga ada potensi penarikan keluar dana valas dari emerging markets.

Oleh sebab itu, dalam rangka menghadapi kemungkinan terjadinya peningkatan volatilitas nilai tukar rupiah akibat repatriasi laba oleh investor asing tersebut, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menghimbau agar BUMN dan perusahaan swasta melakukan transaksi lindung nilai (hedging).  

Himbauan Gubernur BI ini disampaikan mengingat Indonesia memiliki pinjaman luar negeri sekitar US$ 276,6 miliar per April 2014, dan sebanyak 25% dari utang luar negeri swasta belum dilakukan lindung nilai.

Suwoko mengatakan bahwa Task Force Stabilisasi Valas BUMN, yang terdiri dari BI, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Bank BUMN dan beberapa perusahaan BUMN telah aktif mengkaji potensi transaksi lindung nilai. 

Pada 25 September 2013 dikeluarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/2013 tentang Kebijakan Umum Transaksi Lindung Nilai BUMN, yang diperkuat oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/8/PBI/2013 tentang Transaksi Lindung Nilai Kepada Bank pada tanggal 7 Oktober 2013.  

Namun, berdasarkan data BI, dari total 138 perusahaan BUMN baru 2 (dua) perusahaan BUMN yang telah melakukan lindung nilai. Dalam rangka mendukung langkah BI dan pemerintah, BNI telah membangun infrastruktur yang siap untuk melakukan transaksi lindung nilai dengan nasabah.

Transaksi CCS dengan Garuda Indonesia ini adalah salah satu wujud komitmen BNI untuk menawarkan berbagai solusi lindung nilai kepada perusahaan BUMN..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×