Reporter: Anna Suci Perwitasari |
JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) semakin giat memperkuat jaringan dengan perbankan Jepang. Hari ini, BNI menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Joyo Bank yang merupakan bank asal Ibaraki Prefecture.
"Kami dipilih menjadi perwakilan bank di Indonesia untuk 30 nasabah perusahaan Joyo Bank yang berada di Indonesia," ujar Direktur Tresuri dan Financial Institutions BNI, Adi Setianto dalam konferensi pers, Rabu (5/9).
Ini bukan pertama kalinya BNI menjalin kerja sama dengan perbankan Jepang. Karena sebelumnya, BNI sudah menjalin kerja sama secara bilateral dengan 14 bank regional Jepang dan juga 26 bank yang berada di bawah payung Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
"Hingga akhir tahun kami menargetkan dapat merangkul kerja sama dengan 46 bank Jepang," tambah Adi. Menurutnya, jalinan kerja sama dengan perbankan Jepang ini memang layak diupayakan karena total potensi pembiayaan kepada investor Jepang di Indonesia mencapai US$ 48,8 miliar. Adapun bank-bank regional asal Jepang yang telah bekerja sama dengan BNI antara lain Hyakigo Bank, Hokuto Bank, Shonai Bank, Chugoko Bank, Gunma Bank, Jurolu Bank, Hirashima Bank, Hokuriku Bank, Kagoshima Bank, Kyoto Bank dan Aichi Bank.
Dalam kerja sama ini BNI tidak hanya menyediakan jasa layanan perbankan bagi investor Jepang yang menanamkan modalnya di Indonesia tapu juga membantu menyediakan informasi mengenai iklim investasi, baik potensi ekonomi makro, peraturan investasi hingga isu ketenagakerjaan terutama nasabah bagi Jepang.
"Salah satu yang juga penting untuk dilakukan oleh kami adalah membantu menyediakan kawasan industri bagi investor Jepang yang menanamkan modalnya di Indonesia" ujar Adi.
Presiden Joyo Bank, Kazuyoshi Terakado berterus terang bahwa bekerja sama dengan bank di Indonesia lebih karena banyak nasabah Joyo yang sudah menanyakan kemungkinan investasi di Jepang. "Saat ini nasabah kami yang sudah buka perusahaan atau kantor cabang di Indonesia ada 30 nasabah dan di masa depan kemungkinan dapat meningkat dua kali lipat. Salah satu nasabah terbesar Joyo adalah Hitachi," ungkapnya.
Kazuyoshi menjelaskan alasan Indonesia dilihat oleh para investor Jepang karena memiliki sumber daya alam yang berlimpah dan juga jumlah populasi besar di mana konsumsi pribadi menunjang pertumbuhan ekonomi. Joyo Bank sendiri memiliki asset mencapai 8 triliun yen dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) 7,2 triliun yen. Total kredit yang disalurkan adalah 5 triliun yen dengan jumlah cabang sebanyak 176 kantor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News