kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,34   5,98   0.64%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BNI Hong Kong fokus jadi trading arm pengusaha Indonesia


Selasa, 28 Juli 2020 / 17:07 WIB
BNI Hong Kong fokus jadi trading arm pengusaha Indonesia
ILUSTRASI. Pegawai sedang membantu nasabah untuk melakukan aktivasi BNI Mobile Banking di Kantor Cabang BNI Hongkong, Senin (13/7). Semester I 2020, International Funding BNI Capai Rp 62 Triliun. Foto: DOK BNI


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kantor cabang BNI di luar negeri memfokuskan tugasnya menjembatani pebisnis Indonesia dengan dunia, salah satunya adalah BNI Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) Hong Kong. 

Hal tersebut penting artinya bagi dunia usaha karena banyak pengusaha Indonesia yang membuka perusahaan trading arm di lokasi yang menjadi pusat bisnis di dunia itu.

“Karena China sudah menjadi kekuatan bisnis yang besar, sehingga peran Hong Kong sangat dominan terutama bagi pengusaha Indonesia yang mau berbisnis ke China. Para pengusaha Indonesia yang mau berbisnis ke China biasanya membuat perusahaan semacam trading arm di Hong Kong,” ujar Wan Andi Aryadi, Pemimpin BNI Cabang Hong Kong, dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Selasa (28/7).

Baca Juga: Bank BNI sudah tuntaskan relaksasi kredit ke 203.178 debitur

Hong Kong juga memberikan berbagai kemudahan dan kepastian hukum dalam bisnis. Soal kepastian hukum, yang menarik bagi para pebisnis di Hong Kong adalah kondisi undang-undang perlindungan terhadap pengusaha yang sangat jelas.

Sedang soal kemudahan, pemerintah Hong Kong memberikan kebijakan bebas pajak untuk ekspor dan impor barang dari dan keluar Hong Kong. Kebijakan Ini yang membuat banyak orang membuat perusahaan di Hong Kong untuk mengimpor barang dan kemudian mengekspornya ke negara lain,

“Salah satu bisnis yang kami lakukan di BNI Hong Kong adalah mengajak perusahaan-perusahaan besar, terutama asal Indonesia, untuk kemudian membuka usaha di Hong Kong, dan kemudian kami biayai ekspor impornya, dimana induk perusahaannya dibiayai BNI di Indonesia, kemudian di Hong Kong kita biayai perusahaan trading arm-nya. Inilah pada dasarnya bisnis utama pada BNI Hong Kong,” ujarnya.

Disamping itu, BNI Hong Kong juga diperlukan oleh banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI).  Saat ini terdapat sekitar 150 ribu PMI  yang bekerja di Hong Kong. Dari jumlah itu, menurut Wan Andi, 50 ribu diantaranya membuka rekening di BNI Hong Kong. 

Selain datang ke kantor cabang BNI KCLN Hong Kong, para PMI ini membuka rekening lewat bantuan agen digital BNI KCLN Hong Kong. “Dari 1.300 rekening bulan lalu, 650 adalah dari mereka, (PMI) sudah berkontribusi hampir separuh dari pembukaan rekening kita ini,” ujarnya.

Soal Agen Digital ini, Wan Andi menuturkan, awalnya ada pemikiran bagaimana caranya agar BNI KCLN Hong Kong bisa menjangkau para pekerja migran itu. Lalu munculah ide untuk membuat sebuah komunitas yang beranggotakan para pekerja migran dengan nama Agen Digital BNI KCLN Hong Kong.




TERBARU

[X]
×