kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BNI incar 100.000 rekening pelajar per tahun


Selasa, 08 September 2015 / 15:30 WIB
BNI incar 100.000 rekening pelajar per tahun


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengincar 100.000 pelajar setiap tahun untuk membuka rekening Simpanan Pelajar (SimPel). Produk tabungan ini merupakan program nasional yang ditujukan untuk menggiatkan budaya menabung sejak usia dini.

Program ini sendiri diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 14 Juni 2015 lalu. Hari ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan 14 bank peserta melakukan aktivasi tabungan SimPel.

"Target kami 100.000 rekening SimPel sampai akhir tahun ini. Kami akan merangkul lebih banyak kerja sama dengan sekolah-sekolah. Kami harapkan, nantinya menjadi 100.000 rekening SimPel setiap tahunnya," ujar Achmad Baequni, Direktur Utama BNI, Selasa (8/9).

Saat ini, sambung dia, BNI baru menggandeng kurang dari 100 sekolah. Diharapkan, kerja sama yang akan terjalin sedikitnya dengan 200 sekolah di Indonesia sampai akhir tahun nanti. "Kalau sekarang masih terkonsentrasi di Jakarta, nanti seluruh kota di Indonesia," terang dia.

SimPel adalah inisiasi OJK dengan pelaku industri perbankan yang menargetkan peserta didik mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Produk tabungan ini tersedia dalam skema konvensional maupun syariah.

Adapun, 14 bank yang merilis SimPel, yakni Bank Mandiri, BNI, BCA, BTN, Bank Permata, Bank Jabar Banten, Bank Jatim, dan enam sisanya bank syariah, yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, BCA Syariah dan Panin Syariah.

"Budaya menabung penting dimulai sejak usia dini agar anak-anak dapat mengendalikan diri dalam membelanjakan uang. Selain itu, kegiatan ini akan melatih anak-anak dalam mengelola keuangan secara bijak," tutur Muliaman D Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi Keuangan 2013 silam, tingkat inklusi keuangan siswa baru mencapai 44% dari 8.000 sampel responden yang diambil. Secara statistik, jumlah pelajar SD, SMP, SMA berkisar 38,8 juta siswa atau 20% dari total populasi penduduk di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×