Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) melihat potensi kredit sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih besar. Catatan saja, hingga akhir Desember 2017, pertumbuhan kredit segmen menengah dan kecil BNI masing-masing tumbuh 15,9% dan 12,8% secara tahunan atau year on year (yoy).
Catur Budi Harto, Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI mengatakan, potensi tetap sangat besar untuk UMKM. Secara kualitas tidak ada berbeda dengan sektor lain, masih sama baik.
“Malahan, secara risiko lebih tersebar, karena jumlah nasabahnya lebih banyak daripada segmen lain,” jelas Catur kepada Kontan.co.id, Selasa (20/2).
Menurutnya untuk mitigasi resiko, kihati-hatian tetep menjadi pegangan BNI. Mulai awal tahun 2017 pihaknya menerapkan program kredit disiplin dalam memproses kredit. Ini menunjukkan adanya penerapan prinsip kehati-hatian dalam memproses kredit dengan tentunya tidak mengabaikan unsur kecepatan dan layanan kepada nasabah.
“Kami menggarap dengan sistem cluster agar sistem kontrol menjadi lebih baik. Bisnis model, kami arahkan kepada closed loop agar rantai nilai tercipta dan terjamin kelancaran bisnisnya,” ujar Catur.
Kendati demikian, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) segmen kecil dan menengah masih terbilang paling besar di BNI yakni 2,7% dan 2,8%. Namun, angka tersebut jauh membaik dari tahun 2016 sebesar 3,6% dan 3,4%.
Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan bank, hingga Desember 2017, BNI telah menyalurkan kredit segmen menengah dan kecil masing-masing sebesar Rp 70,26 triliun dan Rp 56,48 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News