Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Strategi investasi harus selalu dinamis demi memperoleh keuntungan manis. Itu sebabnya BNI Life Insurance mengurangi porsi investasi saham dari 10% menjadi 5%. Alasannya, di 2011 ini prospek investasi saham tidak memberikan imbal hasil sebagus tahun lalu. Salah satu indikasinya, pergerakan saham melesu pada kuartal pertama tahun ini.
Manajemen BNI Life akan mengurangi porsi saham dan mengalihkan ke obligasi dan reksadana. Selain di saham, saat ini BNI Life membiakkan 40% dana kelolaannya di obligasi dan 30% di reksadana. “Belakangan ini kondisi pasar modal kurang menguntungkan," terang Direktur Utama BNI Life Lilies Handayani, kemarin.
Sejak dibuka di posisi 3.722,46 pada awal tahun 2011, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seperti kehilangan darah. Kemarin (21/3), IHSG tutup warung di level 3.518,8. Artinya, selama tiga bulan IHSG menurun 5,47%. "Pergerakan IHSG juga semakin sulit ditebak, ini sangat berisiko," kata Lilies.
Kendati suku bunga layu, BNI Life tetap mempertahankan porsi investasi di deposito sebesar 20% sampai akhir tahun 2011. Ini sekaligus memastikan faktor keamanan pengelolaan dana dengan tingkat risiko rendah dan mudah dicairkan.
Hingga akhir 2010 BNI Life membukukan total investasi Rp 2,1 triliun, naik 50% dari 2009. Adapun hasil investasi tumbuh 31% menjadi Rp 225 miliar. Sedangkan pendapatan premi 2010 mencapai Rp 1,34 triliun, naik 13% dibandingkan 2009. Sementara aset terkerek 46% menjadi Rp 2,2 triliun.
Sayangnya, laba bersih perusahaan malah melorot 45% menjadi Rp 11 miliar. Ini karena BNI Life banyak mengeluarkan biaya untuk penambahan 15 kantor cabang baru. "Tahun ini, targetnya laba kami bisa naik tinggi, karena biaya akan lebih kecil dan target pendapatan premi tumbuh 32% menjadi Rp 1,78 triliun," papar Lilies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News