Reporter: Roy Franedya | Editor: Test Test
JAKARTA. Asuransi Jiwa BNI Life berniat memperbesar pendapatan premi dari unit asuransi syariah. Maklum, kontribusi asuransi syariah terhadap total pendapatan premi BNI Life baru 10%. Padahal, unit syariah ini sudah terbentuk dan beroperasi sejak tahun 2004.
Untuk menggenjot pendapatan premi tersebut, anak usaha Bank BNI tersebut memiliki beberapa strategi, antara lain lewat peluncuran produk. "Akan ada dua produk baru," ujar Direktur Teknik dan Operasional PT BNI Life Insurance Azwir Arifin kepada KONTAN beberapa waktu lalu.
Produk pertama adalah unitlink syariah. Produk ini menawarkan asuransi kesehatan dan investasi sekaligus. Untuk bisa memiliki produk ini, nasabah harus membayar premi minimal Rp 15 juta dan dapat melakukan alokasi investasi (top up) minimal
Rp 1 juta.
Unitlink syariah ini terdiri dari tiga jenis. Jadi, nasabah bisa memilih sesuai dengan profil risiko mereka. Ketiga jenis unitlink itu adalah Blife Stabil Syariah, ini bagi nasabah yang memiliki profil risiko konservatif, sebanyak 80%-98% dana akan diinvestasikan pada instrumen pendapatan tetap syariah.
Kemudian ada Blife Combinated Syariah bagi nasabah berprofil risiko moderat. Sekitar 5%-75% dana akan dialokasikan pada pasar uang syariah. Terakhir, Blife Agresif Syariah, ini menyasar nasabah berprofil resiko agresif. Sebesar 80%-100% dana ditempatkan pada saham syariah.
Produk baru BNI Life yang kedua adalah Asuransi Dana Hari Tua. Produk ini dipasarkan hanya untuk kelompok atau kalangan dengan minimal nasabah sebanyak 25 orang, dengan nilai premi reguler minimal Rp 100.000 per orang.
Dari sisi nilai pertanggungan, BNI Life akan memberikan sebesar hasil investasi ketika dana tersebut jatuh tempo. "Kami tidak bisa menentukan besarnya pertanggungan karena menggunakan akad tabarru," lanjut dia.
Tak cuma menggeber produk baru, mulai tahun depan perusahaan asuransi jiwa ini lebih agresif merekrut agen-agen syariah. "Kami akan meniru unit asuransi Allianz yang tidak memiliki bank, tetapi mempunyai market share yang besar dalam industri asuransi syariah di Indonesia. Ini karena Allianz memiliki agen asuransi yang banyak," tandas Azwir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News