Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk masih mengkaji instrumen pendanaan di luar dana simpanan masyarakat (DPK) atau wholesale funding. Nantinya opsi pendanaan wholesale funding ini bisa berbentuk tiga instrumen yakni surat berharga, Negotibale Certificate Deposit (NCD) dan pinjaman bilateral.
Direktur Keuangan BNI, Rico Rizal Budidarmo mengatakan, tujuan utama penerbitan wholesale funding ini adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan pembiayaan dan pertumbuhan aset. Menurut Rico, startegi pendanaan wholesale funding dibutuhkan untuk menyeimbangkan jangka waktu jatuh tempo (maturity gap) dengan pembiayaan kredit.
“Wholesale funding bersifat jangka panjang dan jumlahnya besar, sebab untuk mendukung pertumbuhan kredit utamanya di sektor infrastruktur,” ujar Rico kepada KONTAN, Jumat (16/9). BNI akan mempertimbangkan beberapa hal seperti kondisi pasar dan kondisi likuiditas.
Sebagai informasi, pada semester 1 2016, tercatat rasio LDR BNI adalah sebesar 91,4% atau mengalami kenaikan dari waktu yang sama tahun lalu sebesar 87,6%. Selain itu, untuk marketable securities yang sudah diterbitkan BNI sampai Juni 2016 tercatat sebesar Rp 7,08 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News