kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

BNI Multifinance pertimbangan tawaran pendanaan valas dari bank asing


Senin, 15 Juli 2019 / 20:08 WIB
BNI Multifinance pertimbangan tawaran pendanaan valas dari bank asing


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Multifinance mengakui mendapat penawaran pinjaman dalam valuta asing (valas) dari bank luar negeri. Direktur Utama BNI Multifinance Hasan Gazali Pulungan menyatakan hanya menerima pendanaan dalam dollar Amerika Serikat (AS) bila juga memberikan pembiayaan dalam dollar AS.

Dia menyebut, hal ini agar terjadi natural hedging. Hasan belum mau merinci berapa besar nilai pendanaan valas yang ditawarkan ke BNI Multifinance. Dia mengaku, anak perusahaan PT Bank Negara Indonesia Tbk ini belum memberikan pembiayaan kepada nasabah dalam dollar AS.

Hasan menambahkan, bila memberikan pembiayaan kepada nasabah dalam bentuk dollar AS maka BNI Multifinance akan menyasar nasabah yang perusahaan multinasional. Perusahaan pembiayaan in juga akan menyasar nasabah yang berorientasikan ekspor sehingga penghasilan calon nasabah juga dalam valas.

Saat rupiah menguat terhadap dollar, Hasan menilai hal ini akan memberikan kapasitas yang kuat bagi nasabah dalam mengembalikan pembiayaan yang sudah diberikan. Lantaran pendapatan nasabah berupa valas begitupun cicilan dibayar dalam valas.

“Fluktuasi kurs rupiah bukan soal untung atau rugi. Lebih kepada repayment capacity dari nasabah yang memiliki kewajiban pembayaran kepada kami,” ujar Hasan kepada Kontan.co.id pada Senin (15/7).

Hingga akhir tahun, BNI Multifinance membutuhkan pendanaan sebesar Rp 1,5 triliun. Adapun target menargetkan pembiayaan mencapai Rp 2,5 triliun. Perusahaan pembiayaan ini ingin menekan kredit bermasalah di level 1,15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×