Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Multifinance mengakui ada peluang pada pembiayaan terhadap mobil listrik yang akan hadir di Indonesia. Direktur Utama BNI Multifinance Hasan Gazali Pulungan menyatakan pada dasarnya bank maupun multifinance siap berkontribusi pada program bahan bakar yang ramah lingkungan seperti mobil listrik. Namun, terkait uang muka atau down payment (DP), jika obyek baru yakni mobil listrik, tidak mendapat subsidi dari pemerintah, maka DP yang harus dibayarkan oleh nasabah akan lebih besar.
Hasan bilang, saat ini BNI Multifinance akan melihat apakah kesiapan produsen mobil listrik bisa menciptakan sebuah ekosistem baru terkait mobil listik. Bila iya, maka anak perusahaan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini mengaku siap menjadi bagian dari ekosistem tersebut.
"Risiko itu ada beberapa variabel, pertama kemampuan dari debitur atau nasabah dalam menghasilkan cash inflow. Kedua, penggunaan alat atau obyek pembiayaan," jelas Hasan.
Ia mengaku, di industri multifinance, sebagian pemain merupakan kepanjangan tangan dari agen pemegang merek (APM). Sebagian lagi merupakan anak perusahaan dari bank.
"Sekiranya produsen mobil listrik global yang akan masuk ke Indonesia sekaligus membawa modal dengan mendirikan ataupun melakukan kerjasama dengan lembaga pembiayaan, tentunya lembaga pembiayaan tersebut yang akan menikmati awal dari pembiayaan mobil listrik," ujar Hasan kepada Kontan.co.id pada Rabu (10/7).
Asal tahu saja, per April 2019, realisasi pembiayaan sebesar Rp 364 miliar. Nilai ini turun 4,61% yoy dari posisi April 2018 sebesar Rp 381,6 miliar. Hasan menyebut penurunan pembiayaan ini lantaran BNI Multifinance tidak lagi melakukan joint financing.
Sepanjang tahun 2019, BNI Multifinance menargetkan pembiayaan mencapai Rp 2,5 triliun. Perusahaan pembiayaan ini ingin menekan kredit bermasalah di level 1,15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News