Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate sebanyak 25 basis poin (bps), sejumlah bankir menyatakan telah menurunkan bunga deposito. Penurunan bunga deposito ini berpotensi menurunkan beban bunga perbankan, serta dinilai mampu meningkatkan perolehan laba.
Misalnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyebut, seiring penurunan beban bunga, otomatis biaya dana atau cost of fund akan berangsur turun. Jika hal tersebut terjadi, maka ruang untuk memangkas bunga kredit akan semakin terbuka.
Kendati demikian, Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menilai, penurunan yang terjadi saat ini bersifat penyesuian, sehingga belum akan menunjukkan dampak. "Dengan bunga dana turun, cost of fund akan turun, ini tujuannya untuk memutar roda perekonomian, khususnya sektor rill," ujar Herry, Jumat (8/9).
Untuk dapat mencetak laba, menurut Herry, dapat diupayakan lewat pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) serta efisiensi.
"Laba bisa naik, karena (penurunan bunga kredit) akan meningkatkan volume kredit. Itu yang kami harapkan," katanya.
Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan bulan Juli 2017, BNI mencatat perolehan laba naik 55% secara year on year (yoy) menjadi Rp 7,25 triliun. Salah satu pendorong pertumbuhan laba yaitu meningkatnya pendapatan bunga sebesar 12,75% yoy dari Rp 22,39 triliun menjadi Rp 25,25 triliun per Juli 2017.
Alhasil, meski beban bunga naik 8,18% secara tahunan menjadi Rp 8,53 triliun, bank berlogo 46 ini berhasil mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp 16,72 triliun. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,71 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News