CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

BNI perkuat keamanan transaksi e-channel lewat cara ini


Kamis, 26 September 2019 / 18:23 WIB
BNI perkuat keamanan transaksi e-channel lewat cara ini
ILUSTRASI. Layanan nasabah BNI


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100)  terus melakukan penguatan keamanan transaksi e-channel untuk mencegah terjadinya kejahatan-kejahatan perbankan.

Bank pelat merah ini selalu melakukan kajian dan implementasi manajemen resiko yang berkelanjutan dalam rangka mengantisipasi pembobolan saat bertransaksi.

Baca Juga: Ini yang dilakukan BTN guna memperkuat keamanan transaksi e-channel

Direktur Teknologi Informasi & Operasi Dadang Setiabudi mengatakan, penguatan itu dilakukan dengan mengupgrade ATM untuk EMV, instalasi MACKey, implementasi whitelisting, serta penggunaan system alert & monitoring yang terintegrasi.

“Disamping itu, BNI juga selalu melakukan benchmarking teknologi terbaru dan terus berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk mengantisipasi kejahatan e-channel,” kata Dadang pada Kontan.co.id, Kamis (26/9).

Dadang bilang, pihaknya juga terus berupaya mempercepat implementasi kartu debit berchip. Hingga akhir tahun, perseroan menargetkan implementasinya bisa mencapai 80% dan 100% pada tahun 2020 atau lebih cepat dari target regulator yakni tahun 2021.

Seperti diketahui,  kasus-kasus pembobolan rekening nasabah masih kerap terjadi belakangan. Padahal perbankan mengaku terus melakukan penguatan sistem dan rajin melakukan edukasi kepada nasabah terkait kejahatan perbankan.

Baca Juga: Sah, BRI gelontorkan Rp 1,04 triliun untuk mengakuisisi BRINS

Dadang bilang, kasus skimming merupakan modus lama dengan memasang alat skimmer di mesin ATM. “Tidak ada teknologi baru yang dipakai, hanya saja pelaku sekarang terus mencari cara untuk memasang skimmer dengan lebih cepat dan lebih tersembunyi,” Jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×