Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank umum syariah (BUS) mencatatkan perbaikan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF).
PT Bank BNI Syariah misalnya, pada Juni 2018 lalu membukukan posisi NPF di level 3,04%. Capaian ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 3,38%.
Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan, posisi tersebut juga berada di bawah rata-rata NPF BUS secara industri yaitu 3,83% pada Juni 2018 lalu. Menyusutnya NPF tersebut disebabkan adanya perbaikan strategi penyaluran pembiayaan di BNI Syariah. Salah satunya, perusahaan lebih selektif memilih segmen nasabah dan sektor usaha, antara lain yang relatif memiliki risiko rendah.
"Kami juga menjalin kerjasama pembiyaan dengan institusi BUMN atau pemerintah dan perusahaan swasta yang bonafide," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (24/8).
Dhias menjelaskan, dalam upayanya untuk terus menekan NPF, BNI Syariah melakukan sinergi supply chain financing dan sindikasi dengan induk yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Lewat langkah ini, perusahaan dapat memperoleh pembiayaan dengan risiko rendah.
"Kami juga terus memonitor nasabah secara ketat untuk mengambil langkah sesegera mungkin, sebelum turun ke NPF," sambungnya.
Selain itu, BNI syariah juga berupaya melakukan percepatan penyelesaian NPF melalui restrukturisasi ataupun penjualan jaminan. Lewat berbagai cara tersebut, Dhias optimis dapat menjaga NPF di level 3% pada akhir tahun 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News