Reporter: Andri Indradie | Editor: Test Test
JAKARTA. Bank BNI Syariah berniat menggenjot penyaluran pembiayaan otomotif tahun ini. Bank ini menargetkan nilai pembiayaan otomotifnya tahun ini mencapai Rp 715 miliar.
Manajer Pengembangan Produk Konsumen BNI Syariah Sidik Pramono mengatakan, target itu sekitar 15% dari total target pembiayaan anak usaha Bank BNI tersebut di tahun 2010. "Untuk total, kami menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan hingga Rp 4,77 triliun," kata Sidik kepada KONTAN, Senin (26/7).
Untuk mencapai target tersebut, BNI Syariah sudah menyiapkan dua strategi. Pertama, memfokuskan diri pada pengembangan layanan yang mengandalkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dalam menguasai perbankan maupun ilmu syariah. Kedua, BNI Syariah akan meningkatkan kegiatan roadshow serta promosi di media elektronik dan cetak. "Pembiayaan di sektor otomotif masih sangat besar pangsa pasarnya terutama di syariah," katanya.
Sidik mengakui, pembiayaan otomotif memang masih agak tertinggal dibandingkan pembiayaan perumahan alias iB Griya. Namun, manajemen BNI syariah optimistis target akhir tersebut bisa tercapai lantaran permintaan di sektor otomotif masih besar.
Sebelumnya, Direktur Utama BNI Syariah Rizqullah menargetkan, bank yang ia komandani akan mampu meraup laba bersih hingga Rp 15 miliar di akhir tahun ini. BNI Syariah juga menargetkan mampu menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 4,7 triliun, dan mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) hingga
Rp 4,5 triliun. Dus, total aset nya di akhir tahun ini ditargetkan menjadi sekitar Rp 6 triliun di akhir tahun ini.
Per Mei 2010 lalu, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 3,2 triliun dengan DPK sebesar Rp 4,2 triliun. Adapun rasio pembiayaan terhadap DPK alias finance to deposit ratio (FDR) sebesar 75%. Sementara rasio pembiayaan bermasalah atawa non performing finance (NPF) gross sebesar 4%. "NPF net masih dua koma sekian persen. Akhir tahun nanti kami menargetkan NPF gross bisa di 3%," imbuh Rizqullah.
Menurut Rizqullah, total pembiayaan BNI Syariah masih ditopang sektor perumahan sekitar 52% dan gadai syariah 35%. Sedangkan DPK masih didominasi nasabah korporasi, porsinya sekitar 50%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News