kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BOPO multifinance susut


Minggu, 08 Agustus 2021 / 17:09 WIB
BOPO multifinance susut
ILUSTRASI. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) di industri multifinance menyusut.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tengah tahun, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) di industri multifinance menyusut. Seiring dengan langkah efisiensi yang dilakukan perusahaan pembiayaan dalam menjaga kinerja tahun ini. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BOPO industri multifinance berhasil dijaga pada level 82,18% pada Juni 2021. Turun dari realisasi Mei 2021 yakni 83,81% dan menjadi BOPO terendah sepanjang tahun ini.

"BOPO perusahaan pembiayaan setelah pencadangan masih sebesar 83,81% (Mei 2021). Kalau saya lihat, rata - rata BOPO 65% dan selebihnya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang belum tentu menjadi kerugian," kata Suwandi, pekan lalu. 

Penurunan itu berkat pemangkasan beban operasional. Hingga Juni 2021, OJK juga mencatat beban operasional susut 24,97% yoy menjadi Rp 36,86 triliun. Penurunan terbesar dari beban operasional penyisihan, bunga, tenaga kerja, pemasaran dan administrasi. 

Baca Juga: CIMB Niaga Finance gelar vaksinasi massal di Jakarta

Selain efisiensi, perusahaan juga harus mencari peluang sumber pendanaan baru selain bank. Kemudian melakukan penyeleksian debitur secara ketat, seperti menggunakan sistem layanan informasi keuangan (SLIK). 

Salah satu pemain, PT Clipan Finance Indonesia Tbk atau Clipan Finance melakukan efisiensi pada biaya pencadangan melalui perbaikan kualitas aset. Melalui strategi tersebut, Clipan Finance akan menjaga BOPO pada level 87,4% tahun ini. "Nilai itu membaik dari posisi Desember 2020 lalu yakni lebih dari 90%," kata CEO Clipan Finance Indonesia Harjanto Tjitohardjojo.

Beberapa biaya turut dipangkas perusahaan. Sampai dengan semester I 2021, biaya operasional yang mengalami penurunan karena beban bunga terpangkas 53,0%, beban umum dan administrasi turun 13,9%, dan beban lainnya 66,7%. 

Dengan efisiensi biaya tersebut, pencapaian profitabilitas perusahaan hingga semester I 2021 sebesar 110,1% dari target. Dia berharap, perusahaan akan akan mencapai profitabilitas sesuai target tahun ini. "Kami akan terus melakukan langkah strategis dan sinergi bisnis dengan PaninBank," tambahnya. 

Baca Juga: OJK Mencabut Izin Usaha PT Otomas Multifinance Setelah Membekukannya Selama 3 Kuartal

Selain menjaga BOPO, perusahaan tetap mendukung peraturan pemerintah terkait restrukturisasi kredit. Kemudian pemanfaatan mobile technology untuk otomatisasi proses dan akan meningkatkan strategi pemasaran secara digital. 

Sedangkan, BCA Finance memangkas biaya perjalanan dinas keluar kota dan biaya promosi. Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengungkapkan, alasan kenapa memangkas dua beban biaya tersebut. 

"Karena memang kondisi pandemi sehingga tidak memungkinkan untuk perjalanan keluar kota. Kemudian kondisi pasar yang lesu sehingga promosi juga akan sia-sia," kata Roni.

Namun ia tidak mengungkapkan berapa besar biaya yang harus dipangkas perusahaan. Roni justru menyebut, bahwa pemotongan biaya tersebut tidak terlalu berdampak pada keuangan perusahaan. 

Baca Juga: OJK: Proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 sebesar 7% dapat tercapai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×