Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi masih terus terjadi tahun depan. Maka itu, bank sentral Indonesia itu telah meminta perbankan memperlambat laju kredit dan mematok pertumbuhan kredit industri perbankan sebesar 15%-17%.
Menanggapi hal itu, Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengaku akan mengikuti instruksi BI tersebut. Menurutnya, BCA akan menekan laju pertumbuhan kredit di 2014 pada kisaran 13,5%-15%.
"Kredit akan coba kami kendalikan. Tahun ini kredit berada dikisaran 20%-23%, tahun depan kemungkinan di angka 13,5%-15%," kata Jahja di Gedung BI, Jakarta, Kamis (14/11) malam.
Selain itu, merespons kenaikan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis point (bps) menjadi 7,5%, BCA tidak berencana menaikkan suku bunga kreditnya. Ia bilang, likuiditas BCA sampai akhir tahun masih memadai, lantaran rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) bertahan di angka 76%. "Jadi sementara belum ada keinginan menaikkan suku bunga," jelas Jahja.
Jahja bilang, keputusan BI menaikkan tingkat suku bunga acuan tak berdampak langsung terhadap masyarakat. Menurutnya, hal itu hanya sebagai tanda pengingat, bahwa saat ini ekonomi Indonesia butuh 'rehat' sejenak dari ekspansi ekonomi yang terlalu cepat.
"BI rate naik itu merupakan sinyal ke masyarakat. Jadi BI rate tidak berdampak langsung, hanya sinyal bahwa memang pengetatan likuiditas akan terjadi. Yang penting sinyal itu," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News