Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memproyeksikan pertumbuhan kredit perseroan di sektor perumahan tahun 2023 akan lebih tinggi dari target pertumbuhan perseroan tahun ini.
Bank pelat merah ini tetap optimis kredit tumbuh meskipun banyak tantangan yang dihadapi saat ini seperti peningkatan inflasi, kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan normalisasi kebijakan giro wajib minimum (GWM).
Haru Koesmahargyo, Direktur Utama BTN, mengatakan pihaknya optimis karena kebutuhan akan perumahan masih sangat besar. Ia menjelaskan permintaan bisa dipengaruhi oleh bunga kredit dan likuiditas.
Baca Juga: Ini Pendorong Laba Bank BTN (BBTN) Tumbuh 60% di Semester I-2022
Dua aspek sudah diperhatikan BTN. Terkait likuiditas, perseroan sudah punya strategi untuk mengamankannya dalam jangka panjang lewat kerjasama partnership dengan lembaga atau korporasi dalam penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
Selain melakukan kerjasama terkait penyaluran KPR subsidi yang merupakan program pemerintah, BTN juga melakukan kerjasama dengan lembaga lain seperti BPJS Tenagakerjaan dan BP Tapera untuk menyalurkan KPR kepada pada penerima manfaat di masing-masing lembaga.
"Partnership yang sudah berjalan saat ini ada Tapera dan BPJS Tenagakerjaan. Nanti akan ada lagi kerjasama dengan lembaga-lembaga lain. Skema seperti ini mendatangkan manfaat bagi BTN dalam penyediaan likuiditas yang sepadan dengan umur KPR. Sehingga isu likuiditas sudah bisa kita tangani," jelas Haru dalam paparan publik, Kamis (15/9).
Naik tidaknya suku bunga diakui Haru bisa mempengaruhi permintaan KPR. Namun, ia melihat pengaruhnya tidak besar selama daya beli masyarakat ada dan tidak terganggu.
Kenaikan suku bunga acuan yang sudah dilakukan Bank Indonesia (BI) pada akhirnya akan ditransmisikan bank ke bunga dana dan selanjutnya ditransmisikan suku bunga kredit termasuk KPR. Sehingga secara umum, kata Haru, bunga kredit akan naik ke depan.
Hingga saat ini, Haru mengatakan, BTN belum menaikkan bunga KPR. Bahkan, perseroan masih memberikan beberapa keringanan dengan program promo.
Namun, dalam beberapa bulan ke depan, perseroan akan melakukan evaluasi terkait suku bunga kredit dengan memperhatikan kondisi kondisi likuiditas dan persaingan di pasar.
Dengan melihat secara keseluruhan kondisi yang ada saat ini, Haru sangat yakin bahwa pertumbuhan kredit perseroan, terutama di sektor perumahan, akan lebih tinggi dari tahun ini. " Dengan asumsi Covid-19 semakin terkendali dan tensi geopolitik mereda," pungkas Haru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News