kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bos Venturra Capital: Fintech jadi kunci pertumbuhan ekonomi digital ke depan


Kamis, 05 April 2018 / 19:37 WIB
Bos Venturra Capital: Fintech jadi kunci pertumbuhan ekonomi digital ke depan
ILUSTRASI. Ilustrasi permodalan Venture Capital, dana ventura atau pinjaman


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia kini punya empat unicorn yang berbasis e-commerce dan transportasi. Menurut Venturra Capital Managing Partner dan Lippo Group Director Rudy Ramawy, ekosistem unicorn Indonesia ini perlu dilengkapi oleh sistem pembayaran.

Rudy menyatakan hal ini biasa terjadi di setiap negara yang perekonomiannya memiliki populasinya besar. Namun secara luas teknologi finansial harus menjadi elemen yang melengkapi ekosistem ini sehingga perpindahan orang dan barang itu secara fisik bisa dibantu oleh teknologi.

“Saya tidak meramal Unicorn berikutnya di bidang apa. Namun yang jelas untuk melengkapi ekosistem perekonomian digital di Indonesia yang paling penting adalah elemen fintech. Menurut saya akan jauh lebih cepat dari pada India dan China,” pungkas Rudy di sela-sela acara Indonesia Summit 2018, Kamis (5/4).

Lantaran masyarakat Indonesia sudah terlatih menggunakan telepon genggam dalam ekonomi digital. Rudy mencontohkan China membutuhkan waktu 15-20 tahun, sedangkan India butuh 10 tahun. Indonesia dapat melakukan lompatan dari masyarakat uang tunai ke masyarakat keuangan digital finansial.

"Indonesia itu unik, masyarakatnya tidak perlu merasakan memiliki akun bank, lalu memiliki kartu debit, kemudian menggunakan kartu kredit. Kita bisa langsung dari tunai ke pembayaran digital inklusi," pungkas Rudy.

Saat isu susahnya bagi lembaga keuangan menyasar masyarakat yang tidak memiliki akun bank untuk melihat kemampuan bayar, Rudy bilang ada alternatif lain.

Rudy mencontohkan pola transaksi masyarakat yang berjualan di media sosial maupun pola penggunaan transportasi online seseorang dapat menjadi tolak ukurnya.

"Bila ini dilakukan perekonomian Indonesia bisa melejit bila kepala keluarga diberi kesempatan untuk mendanai usaha secara produktif dari usaha kecil," jelas Rudy.

Lanjut Rudy, inovasi dan teknologi harus mampu menjawab tiga hal. Pertama, membuka peluang ekonomi lebih cepat. Kedua, mendorong pendistribusian kesejahteraan. Ketiga meningkatkan kesempatan pembelajaran di Indonesia.

"Menurut saya kita bisa langsung lompat karena 1/3 pertumbuhan ekonomi Indonesia dipacu oleh perusahaan inovasi, 1/3 dari manufaktur, sebagiannya dari agrikultur," tutup Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×