Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Keterbatasan mata uang rupiah di daerah perbatasan Indonesia menjadi salah satu penyebab minimnya rasa nasionalisme warga di daerah perbatasan. Untuk itu, Bank Pembangunan Daerah (BPD) akan mengutamakan pembangunan kantor cabang BPD di daerah-daerah perbatasan dengan negara lain seperti Kaltim, Kalbar dan Riau.
Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Winny Erwindia mengatakan, selama ini warga di daerah perbatasan lebih gampang mendapatkan mata uang negara lain daripada mata uang rupiah. Jika pun bisa memperoleh rupiah bentuknya sudah kumal atau rusak. "Mereka akhirnya melihat kewarganegaraan mereka seperti mata uang yang mereka miliki," ungkap Winny.
Winny mengatakan pembangunan kantor cabang BPD itu diharapkan bisa membuat warga perbatasan lebih memberikan penghargaan kepada kredibilitas perbankan dan juga negara Indonesia. Rencana pembangunan kantor-kantor cabang di daerah perbatasan itu sudah masuk dalam business plan Asbanda. Meski demikian, dia belum bisa menjelaskan secara rinci berapa jumlah kantor yang akan dibangun serta lokasinya.
Sementara itu, BPD juga akan terus menambah kantor cabangnya di daerah yang bukan perbatasan. Kantor cabang BPD ditargetkan bisa menjangkau hingga kota kecamatan. Posisi BPD yang dimiliki oleh pemerintah daerah, menurut Winny akan banyak terbantu. Dalam hal ini, BPD dapat dimanfaatkan untuk keperluan transaksi perbankan bagi para pegawai negeri sipil (PNS). Maklum, sebagian besar gaji PNS diberikan melalui BPD.
Pasa akhir tahun 2009, dari 26 BPD yang ada, jumlah kantor cabang yang dimiliki masih kurang dari 2.000 kantor. Sekarang, jumlahnya sudah meningkat hingga mencapai 2.252 kantor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News