kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.483.000   -4.000   -0,16%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

BPJS Kesehatan: Iuran dari Pekerja Asing Masih Lebih Besar dari Klaim Layanan


Rabu, 17 September 2025 / 06:45 WIB
BPJS Kesehatan: Iuran dari Pekerja Asing Masih Lebih Besar dari Klaim Layanan
ILUSTRASI. Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti. Saat ini ada 124.000 pekerja asing peserta aktif BPJS Kesehatan.


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SURAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat, kontribusi iuran dari pekerja asing yang bekerja di Indonesia masih lebih besar daripada biaya klaim atau layanan kesehatan yang dibayarkan untuk peserta tersebut.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menjelaskan, selama ini besaran iuran bagi warga negara asing (WNA) yang bekerja formal sama dengan pekerja penerima upah (PPU) pada umumnya.

"Iurannya sama selama ini, dan itu pun kita analisis ya, itu masih banyak uang yang kita terima daripada yang kita keluarkan oleh warga negara asing," ujar Ghufron kepada awak media di RSJD Arief Zainudin Surakarta, Selasa (16/9/2025).

Baca Juga: Skema CoB BPJS Kesehatan Resmi Berjalan, Peserta Kini Bisa Upgrade Layanan Kesehatan

Seperti halnya peserta PPU lain, iuran BPJS Kesehatan pekerja WNA dipotong sebesar 1% dari gaji yang dibayarkan oleh pekerja, ditambah 4% yang dibayarkan oleh pemberi kerja. "Jadi 1% oleh yang bersangkutan diambilkan, 4% oleh pemberi kerja, jadi 5%," tambahnya.

Saat ini terdapat lebih dari 124.000 pekerja asing yang menjadi peserta aktif BPJS Kesehatan. Meski jumlah mereka terus bertambah, Ghufron menegaskan dana yang diterima dari iuran peserta tersebut masih mencukupi untuk menanggung layanan kesehatan yang diberikan.

Ia mencontohkan di Bali dengan lebih dari banyaknya peserta WNA aktif, total dana iuran yang diterima per bulan masih jauh lebih besar daripada klaim pelayanan kesehatan yang dibayarkan. "Di Bali itu tidak sampai Rp 1 miliar per bulan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×