Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
Menurutnya, risk management dilakukan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen portofolio.
Selain itu pengelolaan investasi dilakukan secara aktif dan dinamis menyesuaikan proporsi alokasi aset investasi seperti saham, reksadana, surat utang, dan deposito sesuai perkembangan kondisi ekonomi terkini dengan memperhatikan kondisi likuiditas, solvabilitas, optimasi hasil investasi, prinsip kehati-hatian, dan tata kelola yang baik.
“Melihat kondisi masih tingginya tingkat suku bunga global pada awal tahun 2024, serta belum pulihnya permintaan ekonomi dunia, dan proses transisi politik di dalam negeri, maka strategi investasi 2024 masih difokuskan pada penempatan instrument fixed income yang bersifat jangka panjang, sebagian lainnya jangka pendek,” terangnya.
Lebih lanjut, Edwin menambahkan, untuk pasar saham diperkiraan akan positif di semester II 2024 seiring dengan tren penurunan tingkat suku bunga global, oleh karena itu untuk memanfaatkan momentum tersebut, strategi investasi di tahun 2024 juga difokuskan pada menambah alokasi di instrumen saham yang memiliki potensi return yang lebih tinggi dengan level fundamental yang baik serta memiliki tingkat valuasi yang menarik (attractive valuation).
“Strategi penempatan investasi tersebut dilakukan dengan tetap menjaga likuiditas, solvabilitas program, tingkat imbal hasil yang optimal, serta dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang terukur dan efektif,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News