Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsolidasi di industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) tampaknya belum akan mereda.
Peluang terjadinya merger maupun akuisisi masih terbuka lebar, sejalan dengan langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mendorong penguatan struktur perbankan skala kecil.
Terbaru, empat BPR yang berlokasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan melakukan penggabungan.
Baca Juga: OJK Dorong Konsolidasi BPR Berdasarkan Permodalan dan Skala Bisnis
Keempatnya adalah BPR Rejeki Insani, BPR Dutabhakti, BPR Bina Kharisma Insani, dan BPR Bina Sejahtera Insani.
BPR Bina Sejahtera Insani, yang berkantor pusat di Karanganyar, Jawa Tengah, akan menjadi entitas penerima penggabungan dari tiga BPR lainnya.
Rencana ini merujuk pada Peraturan OJK No. 7 Tahun 2024 tentang BPR dan BPR Syariah.
OJK memang mendorong konsolidasi di industri BPR sebagai salah satu strategi untuk memperkuat permodalan, tata kelola, dan daya saing.
Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa merger tidak otomatis menjamin kinerja yang membaik.
Sebagai contoh, BPR Modern Express yang telah merger dengan 10 BPR dari berbagai provinsi di Indonesia Timur pada 2023 sempat menunjukkan lonjakan kinerja.
Laba perusahaan melonjak dari Rp 124,3 miliar pada akhir 2022 menjadi Rp 253,5 miliar per Desember 2023.
Baca Juga: MNC Bank Berkolaborasi dengan BPR Bank Kota Bogor, Perluas Akses Perbankan Digital
Namun, momentum tersebut tak berlanjut. Per Desember 2024, laba BPR Modern Express justru menurun menjadi Rp 239,9 miliar.
Kendati demikian, BPR ini tetap menjadi yang terbesar di Pulau Maluku, dengan total aset mencapai Rp 7,5 triliun per Maret 2025.